- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Petronas Kantongi Izin Final di Lapangan Hidayah, Targetkan 88 Juta Barel
PC North Madura II Ltd., anak perusahaan Petronas, telah memperoleh persetujuan Keputusan Investasi Akhir (Final Investment Decision/FID) untuk pengembangan Lapangan Hidayah di Wilayah Kerja North Madura II, Jawa Timur, Indonesia. Sebagai operator yang memegang 100% partisipasi interes dalam kontrak bagi hasil tersebut, langkah ini menandai komitmen Petronas dalam mendukung target energi nasional Indonesia.
Executive Vice President dan Chief Executive Officer of Upstream Petronas, Mohd Jukris Abdul Wahab, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia atas dukungan penuh terhadap proyek ini.
"Kami berterima kasih atas dukungan penuh yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan menantikan kerja sama yang erat selama proses pengembangan lapangan Hidayah," ucap Mohd Jukris dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (9/1/2024).
Rencana pengembangan Lapangan Hidayah meliputi pengeboran sumur produksi yang didukung oleh anjungan produksi minyak tanpa awak, integrasi dengan anjungan pemrosesan pusat, serta penggunaan unit Floating Storage and Offloading (FSO) yang dilengkapi fasilitas tempat tinggal dan ruang kontrol pusat. Semua ini dirancang untuk memastikan operasi berjalan aman dan andal.
Tonggak Pencapaian Baru Petronas
Petronas Vice President of International Assets of Upstream, Mohd Redhani Abdul Rahman, menyebut keputusan ini sebagai langkah strategis yang melanjutkan keberhasilan penemuan cadangan minyak pada 2021 di Wilayah Kerja North Madura II.
Baca Juga: SKK Migas Pasang Kuda-kuda Genjot Lifting di 2025
“Diraihnya Keputusan Investasi Akhir untuk lapangan Hidayah ini menjadi tonggak pencapaian signifikan bagi Petronas. Keputusan ini membuka jalan bagi kami untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat di wilayah ini," ujar Mohd Redhani.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, yang turut hadir dalam pertemuan para pemangku kepentingan, menegaskan pentingnya percepatan eksploitasi dan produksi cadangan minyak di lapangan Hidayah.
"Salah satu tantangan yang dihadapi industri hulu migas Indonesia adalah mempercepat eksploitasi dan penemuan cadangan minyak dan gas yang baru. Tantangan ini harus kita jawab di lapangan Hidayah, karena itu kita akan terus berpegang pada target onstream di kuartal I 2027," jelas Djoko.
Djoko menambahkan bahwa proyek ini ditargetkan memproduksi cadangan minyak sebesar 88,55 juta barel minyak setara (MMSTB) hingga 2041. Produksi awal diharapkan mencapai 8.973 barel minyak per hari (BOPD) dan meningkat menjadi 25.276 BOPD pada puncak produksi.
SKK Migas dan Petronas telah mengidentifikasi berbagai risiko dalam pengembangan proyek ini. Namun, risiko tersebut direncanakan dikelola secara optimal untuk memastikan kelancaran operasional hingga proyek selesai sesuai target.
Saat ini, Petronas melalui anak perusahaannya mengelola beberapa Wilayah Kerja di Indonesia, termasuk Ketapang, North Madura II, dan North Ketapang di lepas pantai Jawa Timur, serta Bobara di lepas pantai Papua Barat. PETRONAS juga merupakan mitra di lima Wilayah Kerja lainnya di Sumatra, Laut Natuna, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement