Harga Kontrak Crude Palm Oil (CPO) atau minyak mentah kelapa sawit kembali melemah dalam perdagangan di Bursa Malaysia Derivatives (BMD), Rabu (15/1). Pasar terdampak lemahnya permintaan terhadap komoditas terkait dari negara importir seperti India, China, dan Uni Eropa.
Dilansir dari Bernama, Kamis (16/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah harga kontrak minyak mentah kelapa sawit dalam sesi perdagangan di Rabu (15/1):
- Januari 2025: Naik 7 Ringgit Malaysia menjadi 4.675 Ringgit Malaysia/ton.
- Februari 2025: Turun 66 Ringgit Malaysia menjadi 4.512 Ringgit Malaysia/ton.
- Maret 2025: Jatuh 70 Ringgit Malaysia menjadi 4.367 Ringgit Malaysia/ton.
- April 2025: Melemah 69 Ringgit Malaysia menjadi 4.268 Ringgit Malaysia/ton.
- Mei 2025: Terpangkas 43 Ringgit Malaysia menjadi 4.136 Ringgit Malaysia/ton.
Kepala Riset Komoditas Sunvin Group, Anilkumar Bagani menurunnya ekspor minyak sawit menjadi alasan adanya koreksi terhadap Harga CPO. Meski begitu, ia mengingatkan akan kemungkinan permintaan terhadap minyak sawit akan meningkat di 2025.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Malaysian Palm Oil Board (MPOB), Datuk Dr. Ahmad Parveez Ghulam Kadir memproyeksikan bahwa ekspor minyak sawit akan meningkat hingga 2,4% menjadi 17,3 juta ton.
Baca Juga: Malaysia Optimistis Lihat Prospek Industri Kelapa Sawit, Harga Diprediksi Capai Segini di 2025
Adapun Indonesia terus memberikan tekanan tersendiri terhadap harga dari CPO. Kebijakan biodiesel sampai dengan hilirisasi telah menekan angka ekspor minyak sawit global. Kekhawatiran terkait lemahnya ekspor ini berujung pada terkoreksinya harga dari CPO.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement