
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) menutup pekan lalu dengan mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Jumat (17/1). Ekspektasi penurunan suku bunga menjadi perhatian investor, hal tersebut juga diikuti dengan pelantikan dari Donald Trump.
Dilansir dari CNBC International, Senin (20/1), indeks dolar tercatat mengalami kenaikan hingga 0,34% menjadi 109,33. Meski begitu, secara mingguan dolar mencetak koreksi sampai dengan 0,25%.
Baca Juga: ICP Desember Turun, Ekonomi China dan Penguatan Dolar Jadi Biang Kerok
Kepala Strategi FX G10 Citi, Dan Tobon mengatakan bahwa pasar menyoroti data perekonomian terbaru yang telah membuat menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Data inflasi inti yang lebih rendah dari perkiraan memberikan tekanan pada dolar. Hal tersebut diperburuk dengan pernyataan dari Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller.
Wallter memberikan sinyal pemotongan suku bunga, bahwa bank sentral kemungkinan melakukan tiga hingga empat pemotongan suku bunga tahun ini jika data ekonomi mendukung hal tersebut untuk dilakukan di AS.
Pasar kini memproyeksikan pemotongan suku bunga sekitar 40 basis poin pada 2025, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 25 basis poin.
Meski begitu, pasar juga tengah waspada dengan arah kebijakan yang akan dilakukan oleh Presiden Terpilih, Donald Trump. Kebijakan tarif akan menjadi kebijakan yang paling disoroti oleh pasar mata uang.
“Dolar kini sepenuhnya terfokus pada potensi pengumuman tarif seiring memasuki hari pertama pemerintahan Trump,” ujar Dan Tobon.
Investor menantikan pidato pelantikan sosok ini untuk mendapatkan gambaran kebijakan ekonomi yang akan diterapkan, termasuk kemungkinan pengenaan tarif perdagangan. Potensi pengumuman tarif ini diantisipasi akan memengaruhi pergerakan dolar secara signifikan.
Baca Juga: Sepekan Wall Street: Angin Segar dari Data Ekonomi hingga Donald Trump
“Meskipun tarif sudah sedikit tercermin, potensi pergerakan dolar yang signifikan tetap ada minggu depan. Para pelaku pasar masih cemas menunggu rincian kebijakan tarif dari Trump,” ungkap Dan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement