Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sepekan Wall Street: Angin Segar dari Data Ekonomi hingga Donald Trump

Sepekan Wall Street: Angin Segar dari Data Ekonomi hingga Donald Trump Kredit Foto: Antara/REUTERS/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Amerika Serikat (Wall Street) menutup pekan lalu dengan penguatan yang cukup signifikan dalam perdagangan di Jumat (17/1). Pasar tak hanya optimistis menyusul ekspektasi penurunan suku bunga namun juga tengah mengantisipasi kebijakan yang akan dihadirkan di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Senin (20/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang tergabung dalam Wall Street. Semua indeks tercatat kompak membukukan penguatan yang signifikan:

  • Dow Jones Industrial Average: Naik 0,78% ke 43.487,83.
  • S&P 500: Menguat 1% ke 5.996,66.
  • Nasdaq Composite: Melejit 1,51% ke 19.630,2.

Analis Barclays, Emmanuel Cau, mengatakan data ekonomi yang cukup membaik mendukung narasi Goldilocks. Narasi tersebut muncul saat ekonomi cukup stabil untuk mendukung pasar saham tetapi tidak terlalu panas hingga memicu pengetatan moneter agresif.

Hal ini cukup terlihat efeknya dari pergerakan indeks-indeks dalam bursa selama pekan ini. Dow Jones secara mingguan tercatat menguat 3,7%. Sementara S&P 500 secara mingguan naik 2,9% Adapun Nasdaq secara mingguan bertambah 2,5%.

Indeks Harga Konsumen Inti (Core CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) baru-baru ini mencatat kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan. Data-data perekonomian tersebut menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi hingga dipercepatnya penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). 

Imbal hasil obligasi juga tercatat menurun cukup tajam. Hal ini memberikan angin segar bagi pasar ekuitas.

“Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan minggu ini telah membantu menghidupkan kembali narasi Goldilocks. Ini juga kemungkinan mendorong peningkatan risiko pada portofolio,” tulis Emmanuel

Investor kini menantikan pelantikan Donald Trump di 20 Januari 2025. Pelantikan sosok tersebut diproyeksikan membawa kebijakan pro-pasar seperti deregulasi dan pemotongan pajak. 

Baca Juga: Bibit dan Stockbit Pacu Investasi Syariah dengan Inovasi dan Kolaborasi

Meski begitu, pasar mewaspadai efek kebijakan sosok presiden terpilih tersebut yakni kebijakan tarif baru dan pengetatan imigrasi yang mana dapat memicu adanya gejolak inflasi hingga perang dagang skala internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: