Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akhirnya Terungkap, Bahlil Sebut Ini Biang Kerok Menurunnya Pendapatan PLN

Akhirnya Terungkap, Bahlil Sebut Ini Biang Kerok Menurunnya Pendapatan PLN Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan salah satu penyebab pendapatan PLN jadi kerap tergerus. Ternyata hal ini terjadi pada pembangunan Pembangkit yang tidak dibarengi dengan infrastruktur yang memadai.

”Jadi selama ini Bapak Presiden, kenapa take-home pay nya PLN itu agak sedikit rugi? Karena pembangkitnya dibangun, jaringannya tidak dibangun,” lapor Bahlil ke Prabowo saat meresmikan 37 infrastruktur kelistrikan serentak di PLTA Jatigede 110 MW, di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/01/2025).

Baca Juga: Berkat PLN, UMKM Difabel PUKA Melesat Hingga Rp 800 Juta

Bahlil menambahkan, untuk menghindari permasalahan serupa, arah pembangunan ketenagalistrikan ke depan harus diselaraskan dengan penyediaan infrastruktur yang memadai.

”Jangan sampai PLTU-nya dibangun, jaringannya tidak ada, ini akan tidak sinkron dengan perencanaan atau orang Papua bilang, latihan lain main lain Pak. Ini yang biasa bikin rusak PLN ini, yang biasa bikin rugi ini kedepannya tidak lagi ada yang seperti itu,”lanjutnya.

Pada peresmian 26 pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dan gas tersebut, turut diresmikan pula 10 jaringan transmisi dan satu gardu induk. Pembangunan ini dilakukan untuk memperkuat tulang punggung (backbone) ketenagalistrikan di wilayah terkait dan mendukung percepatan transisi energi menuju EBT.

”Bapak Presiden kami juga melaporkan bahwa selain kita meresmikan 3,2 gigawatt kita meresmikan juga 11 proyek jaringan transmisi Gardu Induk dengan total panjang transmisi 739,7 kms dan 1.740 MW Gardu Induk. Proyek ini mengalirkan pasokan listrik dari pembangkit baru,” tambahnya.

Saat ini, pemerintah bersama PLN tengah memfinalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Dalam rencana tersebut, dari 71 GW yang akan dibangun, sekitar 60% di antaranya akan berbasis pada EBT.

”Ke depan kita akan susun menambah 71 Gigawatt atau 71.000 MW dengan jaringan kurang lebih sekitar 48.000 KMS 48 KMS itu kalau dia berbanding lurus itu kurang lebih sekitar 8.000 KM,” tandasnya.

Dengan begitu, mayoritas pembangkit EBT yang berlokasi jauh dari pusat permintaan energi, terutama di perkotaan, dapat terhubung dan memperkuat tulang punggung sistem kelistrikan, khususnya dalam penyediaan energi bersih.

Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi sebagai salah satu program utama dalam kepemimpinannya.

Baca Juga: PLN Laporkan Rasio Desa Berlistrik Capai 99,92% di 2024

”Saya kira dengan kemampuan, kita kita akan menuju ke swasembada energi juga dalam waktu yang tidak lama,” jelas Prabowo. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: