Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indeks China Stagnan, Bursa Asia Waspada Kebijakan Tarif Baru dari Trump

Indeks China Stagnan, Bursa Asia Waspada Kebijakan Tarif Baru dari Trump Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan di Selasa (21/1). Pelantikan Donald Trump hingga kebijakan yang dirinya akan ambil menjadi perhatian utama seluruh investor dunia, tak hanya di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Rabu (22/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama yang tergolong masuk ke Bursa Asia. Semua indeks bergejolak dalam merespons arah kebijakan dari Trump:

  • S&P/ASX 200 (Australia): Menguat 0,66% ke 8.402,40.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,32% ke 39.027,98.
  • Topix (Jepang): Menguat tipis 0,08% ke 2.713,50.
  • Kospi (Korea Selatan): Melemah 0,08% ke 2.518,03.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,22% ke 726,07.
  • CSI 300 (China): Naik tipis 0,08% ke 3.832,61.
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,05% ke 3.242,62.
  • Hang Seng (Hong Kong): Melonjak 0,91% 20.106,55.

Fokus pasar tengah tertuju pada kebijakan awal yang akan dibawakan oleh Donald Trump. Sosok tersebut berjanji akan membawa era "golden age" bagi perekonomian dari AS. Janji tersebut diawasi oleh pasar mengingat dampaknya terhadap perekonomian global.

Trump baru-baru ini mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Meksiko dan Kanada. Ia mengatakan bahwa kebijakan tersebut bisa diimplementasikan paling cepat di 1 Februari 2025.

Meskipun begitu, pasar juga tengah berspekulasi terkait dengan adanya tarif impor baru yang bersifat universal, termasuk untuk produk dari China.

Dari regional, investor juga menantikan keputusan dari beberapa bank sentral misalnya dari Malaysia. Bank Sentral Malaysia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 3%.

Sementara Bank of Japan (BOJ) menjadi sorotan jelang pertemuan kebijakan di 23-24 Januari 2025. Gubernur Kazuo Ueda mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga yang bisa memengaruhi sentimen pasar global.

Baca Juga: Tak Seburuk Dugaan, Euforia Wall Street Sambut Baik Kebijakan Tarif dari Trump

Baca Juga: Harga Emas di Gerai Pegadaian Kompak Naik Hari Ini, Dijual Mulai Rp846.000

Adapun Otoritas Moneter Singapura juga dijadwalkan bertemu pada pekan ini untuk membahas arah kebijakan moneter dari Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: