Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bumi Serpong (BSDE) Raih Peringkat idAA dari Pefindo, Ini Alasannya

Bumi Serpong (BSDE) Raih Peringkat idAA dari Pefindo, Ini Alasannya Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat idAA untuk PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Melansir dari keterbukaan informasi, peringkat idAA tersebut diberlakukan terhadap Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri B Tahun 2022 PT Bumi Serpong Damai Tbk senilai Rp252,75 miliar dan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A Tahun 2022 PT Bumi Serpong Damai Tbk senilai Rp547,25 miliar. 

Sementara itu, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Seri B Tahun 2022 PT Bumi Serpong Damai Tbk senilai Rp136,50 miliar dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Seri A Tahun 2022 PT Bumi Serpong Damai Tbk senilai Rp63,50 miliar turut dianugerahi peringkat idAA(sy). 

Baca Juga: BSDE Akuisisi SMDM, Ini Rencana Sinarmas Land

"Peringkat tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 September 2024 dan laporan keuangan audit per 31 Desember 2023," ungkap Direktur Utama Pefindo, Irmawati. 

Peringkat dengan prospek stabil ini menunjukkan posisi bisnis BSDE yang sangat kuat. Hal ini didukung oleh portofolio properti yang beragam, cakupan area yang luas, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kokoh.

"Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya," terang Irmawati. 

Baca Juga: Raih Capaian Gemilang di Tahun 2024, Komunal Bukukan Deposito Rp8,8T dan Salurkan Kredit UMKM Rp1,2T

Peringkat BSDE bisa meningkat jika perusahaan berhasil secara konsisten mencapai target pra-penjualan, memperluas pendapatan melalui ekspansi bisnis, dan mengadopsi strategi keuangan yang lebih konservatif.

Sebaliknya, peringkat bisa turun jika kinerja pendapatan, pra-penjualan, dan EBITDA tidak tercapai sesuai target, atau jika leverage keuangan meningkat akibat ekspansi yang terlalu agresif dengan pembiayaan utang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: