Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efisiensi Kelapa Sawit Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata

Efisiensi Kelapa Sawit Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata Kredit Foto: Antara/Yudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit sering mendapatkan sorotan negatif dengan stigma sebagai penyebab kerusakan lingkungan bahkan sumber deforestasi. Akan tetapi, fakta dan data menunjukkan bahwa tanaman ini justru menawarkan solusi berkelanjutan yang sulit ditandingi oleh tanaman penghasil minyak nabati lainnya.

Diketahui, dibandingkan dengan produktivitas tanaman serupa lainnya seperti kedelai, rapeseed, dan bunga matahari yang hanya menghasilkan 0,7 ton per hektare, kelapa sawit mampu menghasilkan rata-rata 4 ton minyak nabati per hektare nya.

Melihat efisiensi itu, kelapa sawit pun dapat memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia tanpa harus membuka jutaan hektare lahan baru.

"Jika kebutuhan minyak nabati dunia bergantung pada tanaman lain, luas lahan yang diperlukan akan sangat besar dan dapat berdampak buruk terhadap lingkungan," ungkap Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di laman resminya, dikutip Kamis (23/1/2025).

Baca Juga: Industri Sawit Sukses Gabungkan Prinsip Pembangunan dari Aspek Sosial hingga Lingkungan

Dibandingkan dengan empat minyak nabati utama lainnya, luas perkebunan kelapa sawit dunia hanya 11% dari total luas perkebunan saja. Meskipun terkesan hemat lahan, namun kontribusinya terhadap produksi minyak nabati global tercatat cukup signifikan.

Pasalnya, dengan ekspansi lahan yang jauh lebih kecil, kelapa sawit terbukti sebagai solusi yang lebih efisiensi dan ramah lingkungan.

Berdasarkan catatan GAPKI, efisiensi kelapa sawit tak hanya membantu mengurangi tekanan terhadap deforestasi saja, melainkan juga menjaga keberlanjutan ekosistem global. Dengan produktivitas yang cukup tinggi dan kebutuhan lahan yang minim, kelapa sawit mampu memenuhi kebutuhan dunia tanpa harus mengorbankan lebih banyak hutan serta keanekaragaman hayati.

Oleh sebab itu, para ahli menyarankan agar masyarakat serta industri melihat kelapa sawit dari perspektif yang jauh lebih adil.

"Kelapa sawit adalah pilihan cerdas dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan global dalam penyediaan minyak nabati,” catat GAPKI.

Baca Juga: Indonesia Menang Sengketa Sawit di WTO, Hubungan dengan Uni Eropa Tetap Harmonis

Kelapa sawit terlepas bagaimanapun kontroversinya layak diapresiasi atas efisiensinya lantaran statusnya sebagai tanaman dengan kontribusi besar terhadap produksi minyak nabati dunia.

GAPKI menilai jika stigma negatif yang selama ini melekat perlu diluruskan agar manfaatnya dapat dimaksimalkan dengan tetap menjaga keseimbangan alam.

“Kelapa sawit bukanlah ancaman, melainkan solusi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan lebih jauh,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: