Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hilirisasi Sawit Makin Kuat Lewat Kehadiran Pabrik CPO di Pelabuhan Kijing

Hilirisasi Sawit Makin Kuat Lewat Kehadiran Pabrik CPO di Pelabuhan Kijing Kredit Foto: Austindo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tiga perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) saat ini tengah membangun fasilitas di Pelabuhan Kijing, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Hadirnya tiga perusahaan tersebut diharapkan bisa mendongkrak sektor ekspor sekaligus memperkuat program hilirisasi industri sawit nasional.

Dalam keterangannya, Manager Komersial PT Pelindo 2 Pontianak, Ervin Bayu Sanjaya, mengungkapkan bahwa saat ini baru satu perusahaan yang telah memanfaatkan Pelabuhan Kijing untuk ekspor yakni Energi Unggul Persada. Perusahaan lainnya, kata dia, sedang dalam tahap pembangunan dan diprediksi akan segera mengoptimalkan terminal pelabuhan tersebut.

Baca Juga: RI-Malaysia Perkuat Kerja Sama Atasi Hambatan Ekspor Sawit

"Dua perusahaan, PT Pacific Bio Industry (PBI) dan PT Khatulistiwa Raya Cakrawala, saat ini sedang menyelesaikan konstruksi pabrik pengolahan CPO. PBI diperkirakan mulai beroperasi pada pertengahan 2025 dengan kapasitas produksi 550.000 ton per tahun, sedangkan Khatulistiwa Raya Cakrawala ditargetkan beroperasi pada akhir 2025 dengan kapasitas 1 juta ton per tahun," jelas Ervin di Pontianak, Kamis (30/1/2025).

Tak hanya itu, satu perusahaan lainnya, PT Riya Pasific Nabati juga sedang dalam tahap perizinan dan pembersihan lahan sebelum memulai konstruksi. Pihaknya berharap, hadirnya tiga perusahaan anyar tersebut dapat membawa dampak positif bagi ekonomi lokal serta meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia di pasar mancanegera.

Volume Ekspor Meningkat

Ervin, di sisi lain, menjelaskan bahwa aktivitas ekspor dan bongkar muat di Terminal Kijing terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2024, arus perdagangan curah cair untuk CPO serta turunannya mengalami kenaikan sebesar 12% dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya pada periode yang sama. Pada tahun 2023 sendiri, tercatat ekspor meningkat jadi 1,8 juta ton.

Pelabuhan Kijing menjadi salah satu gerbang utama ekspor CPO Indonesia ke berbagai negara sejak diresmikan pada tahun 2020 lalu. Negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, India, Myanmar, Pakistan, Bangladesh, China dan Korea Selatan.

Adapun produk yang diekspor meliputi RBD Palm Olein, Glycerine, RBD Palm Oil, Palm Kernel Expeller, dan Fatty Acid Methyl Ester.

Tak hanya itu, Pelabuhan Kijing juga menjadi pintu masuk bagi berbagai komoditas impor seperti pupuk, methanol, beras dan liquid caustic soda dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, India, dan China.

Baca Juga: Transformasi Sawit Indonesia: dari Desa Terisolir ke Pusat Ekonomi Baru

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berinvestasi di Terminal Kijing, Ervin berharap kapasitas ekspor CPO dan produk turunannya akan terus meningkat, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri minyak sawit global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: