Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Pasar IPO Global 2024 Tertekan, Optimisme Menguat untuk 2025

Meski Pasar IPO Global 2024 Tertekan, Optimisme Menguat untuk 2025 Kredit Foto: EY Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivitas pasar Initial Public Offering (IPO) global pada tahun 2024 masih menghadapi tantangan besar, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang mencatat penurunan transaksi sebesar 35% dan penurunan penghasilan sebesar 51% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, optimisme untuk tahun 2025 mulai muncul seiring dengan proyeksi kebijakan moneter yang lebih longgar dan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.

ASEAN: Malaysia dan Indonesia Paling Aktif

Di kawasan ASEAN, total 129 transaksi IPO berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 3,6 miliar, mengalami kontraksi 21% dalam jumlah transaksi dan 38% dalam perolehan dana. Meski demikian, Malaysia dan Indonesia tetap menunjukkan daya tarik bagi investor.

“Malaysia memimpin dengan 49 IPO yang menghasilkan USD 1,7 miliar, mencatat jumlah IPO tertinggi dalam hampir 20 tahun. Indonesia berada di posisi kedua dengan 41 IPO dan perolehan dana USD 921 juta, semakin menarik bagi perusahaan private equity (PE) dan venture capital (VC) asing. Thailand mengikuti dengan 31 IPO senilai USD 808 juta. Singapura dan Filipina masing-masing mencatat 4 dan 3 IPO, dengan perolehan dana USD 31,4 juta dan USD 197 juta,” kata Chan Yew Kiang, EY ASEAN IPO Leader dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/1/2025).

Chan mengatakan bahwa inflasi tinggi, suku bunga yang masih ketat, dan ketidakpastian akibat pemilu di berbagai negara menjadi faktor utama yang menekan aktivitas IPO tahun ini. Tidak adanya IPO skala besar juga menyebabkan rata-rata ukuran transaksi turun ke level terendah dalam 19 tahun.

Namun, dengan proyeksi penurunan suku bunga global dan kesiapan perusahaan untuk ekspansi, aktivitas IPO di ASEAN diperkirakan akan meningkat pada 2025. Reformasi di Singapura juga diharapkan dapat memperkuat pasar modalnya, sementara minat terhadap pencatatan lintas batas diperkirakan meningkat.

Baca Juga: BEI Sebut Ada 18 Calon Emiten yang Antre IPO pada 2025, Mayoritas Beraset Jumbo

EMEIA dan Amerika Menjadi Pemimpin IPO Global

Berbeda dengan Asia-Pasifik, kawasan EMEIA (Eropa, Timur Tengah, India, dan Afrika) mencatat kinerja IPO terbaik secara global. Kawasan ini memimpin dalam volume dan hasil IPO, dengan 522 transaksi yang menghasilkan USD 53,2 miliar. Enam dari 10 IPO terbesar dunia berasal dari kawasan ini, termasuk tiga yang didukung oleh private equity (PE) dan venture capital (VC).

Di Amerika, pasar IPO mengalami pemulihan kuat, mencapai level tertinggi sejak 2021. Tercatat 205 IPO dengan total dana yang dihimpun sebesar USD 33,1 miliar, mencerminkan minat investor yang mulai kembali ke pasar modal.

Prospek IPO 2025: Momentum Baru untuk Pasar Global

Tahun 2025 diproyeksikan menjadi titik balik bagi pasar IPO global. Beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi tren IPO di antaranya adalah kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar di berbagai negara; ketegangan geopolitik dan dinamika rantai pasokan global; transformasi digital dan AI yang mendorong valuasi tinggi di sektor teknologi; fokus pada ESG (Lingkungan, Sosial, Tata Kelola) yang semakin menjadi pertimbangan investor dan kebijakan ekonomi pemerintahan AS yang baru setelah pemilu.

Menurut George Chan, EY Global IPO Leader, pasar IPO sedang mengalami transformasi besar. 

“IPO tetap menjadi salah satu cara paling ampuh bagi perusahaan untuk mendapatkan modal guna mendorong pertumbuhan dan inovasi. Setelah periode yang menantang, pasar IPO global kini kembali mendapatkan momentumnya dengan kondisi yang lebih menguntungkan,” ujar George.

Dengan proyeksi ekonomi yang lebih optimis, stabilitas kebijakan, serta peningkatan likuiditas pasar, tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun kebangkitan IPO, baik di kawasan Asia-Pasifik maupun secara global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: