
Kebijakan tarif menjadi sorotan, efeknya dinilai akan begitu signifikan mengingat kekuatan pasar dari Amerika Serikat (AS). Pasar bahkan khawatir dengan kemungkinan terjadinya perang dagang di 2025.
Professor Yale School of Management New Haven, Jeffrey Sonnenfeld menyebut bahwa kebijakan tarif impor baru kini membuat pasar bersiap-siap menghadapi disrupsi stabilitas ekonomi.
Baca Juga: Kanada Dihajar Trump: Kena Tarif Baru hingga Dicap Biang Narkoba di AS
Menurutnya, kebijakan ini dipandang sebagai awal dari potensi perang dagang skala penuh yang dapat mengganggu berbagai industri, mulai dari otomotif hingga barang konsumsi dan energi.
"Semua pengusaha terkejut dengan kebijakan tarif impor baru, yang bahkan diterapkan kepada negara tetangga seperti Kanada," kata Jeffrey dilansir dari Reuters, Senin (3/1).
Perusahaan besar seperti Amazon, Ford, Mondelez International, dan Owens-Illinois diperkirakan akan mendapat tekanan untuk menjelaskan langkah mitigasi mereka dalam menghadapi kebijakan tarif baru.
Mereka diperkirakan akan mengantisipasi kebijakan tarif ini dengan mempertimbangkan untuk mengalihkan rute pengiriman hingga relokasi produksi ke AS. Meski begitu, strategi ini tak akan bisa dilakukan oleh perusahaan kecil yang bergantung pada suku cadang impor dan tidak memiliki operasi global.
Kebijakan tarif ini juga menciptakan dilema bagi perusahaan yang sebelumnya merelokasi produksi dari China ke Kanada dan Meksiko akibat tarif Trump di masa jabatan pertamanya. Kini, mereka kembali terkena dampak meskipun telah melakukan strategi "near-shoring" yang seharusnya lebih menguntungkan ekonomi AS.
Adapun Serikat Pekerja Baja AS mengkritik kebijakan tarif dari Donald Trump. Mereka menilai kebijakan tersebut akan menggantu stabilitas industri, khususnya yang memiliki hubungan erat seperti Kanada. Diketahui, AS dan Kanada memiliki perdagangan bilateral yang mencapai US$1,3 triliun.
"Kebijakan tarif ini tak hanya menekan Kanada. Kebijakan ini juga mengancam stabilitas industri kedua negara," ujar Ketua Serikat Pekerja Baja AS, David McCall.
Baca Juga: Harga Minyak Merangkak Naik, Pasar Tunggu Implementasi Kebijakan Tarif
Sebelumnya, momen "wait and see" bagi pengusaha terkait tarif perdagangan telah berakhir. Presiden AS Donald Trump telah memberlakukan tarif 25% pada barang impor dari Kanada dan Meksiko serta 10% pada produk asal China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement