Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Menteri PPPA Tekankan Pentingnya Bimbingan Perkawinan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menegaskan pola asuh yang baik dalam keluarga berpengaruh besar mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak pada talkshow Festival Keluarga Indonesia di Jakarta.
Karenanya, di depan peserta talkshow yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-102 pada Sabtu (01/02/2025), Menteri PPPA menekankan pentingnya bimbingan perkawinan bagi calon pengantin.
Baca Juga: Perkuat Ekspansi, Anak Usaha Pyridam Farma (PYFA) Kantongi Kredit Rp120 Miliar dari Bank Mandiri
"Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh," ujar Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Senin (3/2).
Menteri PPPA menambahkan pengasuhan adalah menjadi tanggung jawab utama ayah dan ibu. Menteri PPPA mengingatkan tentang data dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebutkan sekitar 20% anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya.
"Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka di masa depan," ucapnya.
"Stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan, misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan berdasarkan jenis kelamin. Sebagai upaya mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak, beberapa daerah telah menginisiasi gerakan ayah, di mana para ayah diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak, termasuk menemani anak ke sekolah dan mengambil rapor," imbuhnya.
Dalam konteks pengasuhan anak di era digital, Menteri PPPA juga menekankan bahwa orang tua harus memiliki strategi dalam membimbing anak agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online, dan paparan konten yang tidak sesuai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement