Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Cuma Trump 2.0, OJK Ungkap Deretan Ancaman Bagi Ekonomi RI

Tak Cuma Trump 2.0, OJK Ungkap Deretan Ancaman Bagi Ekonomi RI Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global. Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah kemungkinan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) atau yang disebut sebagai "Trump 2.0".

Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK, Agus E. Siregar, menjelaskan bahwa kepemimpinan Trump yang kedua kalinya berpotensi menghadirkan kebijakan-kebijakan yang tidak terduga, terutama dalam konteks perdagangan global.

"Kalau kita lihat konstelasi politik di Amerika saat ini, Kongres juga dikuasai oleh Republikan, dan itu akan membuat Presiden Trump lebih percaya diri untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kontroversial," ujar Agus dalam acara di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Ia menambahkan bahwa kebijakan Trump 2.0 kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dari periode pertamanya, yang dikenal dengan kebijakan proteksionisme dan perang dagang, khususnya dengan China.

"Itu bisa menyebabkan gejolak di pasar keuangan global dan Indonesia tidak terkecuali akan terkena dampaknya," imbuhnya.

Baca Juga: Prabowo Bidik Ekonomi 8% per Tahun, OJK Ungkap Kuncinya

Namun, menurut Agus, tantangan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya berasal dari kebijakan Trump 2.0. Beberapa faktor lain yang patut diwaspadai antara lain kebijakan moneter negara-negara maju, yang masih mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

"Kami melihat di OJK risiko tekanan inflasi masih akan ada, dan otoritas moneter global juga masih akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang agak tinggi ini dengan jangka waktu yang lebih lama dari yang kita perkirakan sebelumnya," katanya.

Selain itu, ketegangan geopolitik di berbagai kawasan dunia turut memperburuk kondisi ekonomi global, yang dapat berdampak pada stabilitas ekonomi Indonesia.

"Oleh karena itu, situasi ini memerlukan upaya yang cukup besar dari negara kita untuk memulai perjalanan transformatif, terobosan yang inovatif, serta mencari new driver group untuk pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: