Logam Mulia Bergejolak Akibat Perang Dagang, Harga Emas Diproyeksikan Capai US$3.000

Harga logam mulia kembali bergejolak menyusul harga emas yang kembali mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan di Selasa (4/2). Pasar mengalami euforia usai genderang perang dagang semakin keras antara China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNBC International, Rabu (5/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia global. Hampir semua komoditas logam mulia mengalami perubahan harga yang signifikan:
- Emas spot: Naik 1,1% ke level US$2.843,06 per ons.
- Kontrak berjangka emas AS: Naik 0,6% menjadi US$2.873,7 per ons.
- Perak spot: Naik 1,9% menjadi US$ 2,15 per ons.
- Platinum: N0,1% ke US$965,30 per ons.
- Paladium: Turun 1,8% ke US$990,84 per ons.
Analis Senior RJO Futures, Bob Haberkorn mengatakan bahwa pasar tengah mengalami lonjakan permintaan safe-haven menyusul kebijakan tarif balasan yang diterapkan oleh China ke AS.
"Berita mengenai tarif menjadi faktor utama yang menggerakkan pasar saat ini. Data ekonomi yang dirilis hari ini kemungkinan besar akan tertutup oleh isu tarif," ujar Bob.
Ketegangan perdagangan antara kedua negara tersebut semakin meningkat menyusul belum adanya negosiasi yang dilakukan antara Xi Jinping dan Donald Trump. Langkah ini memperburuk situasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang menyebabkan kekhawatiran besar dalam pasar global.
Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik mendapatkan sorotan pasar menyusul situasi yang serba tidak pasti ini. Meski demikian, terdapat tekanan dari aset yang memberikan imbal hasil seperti Dolar AS.
Di sisi lain, pasar juga menyoroti adanya kemungkinan kenaikan risiko inflasi. Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini memperingatkan bahwa kebijakan tarif akan mendorong ketidakpastian pasar yang dapat berujung penahanan suku bunga dalam kisaran 4,25% - 4,50% yang lebih lama di AS.
Data perekonomian terbaru juga menunjukkan adanya perlambatan ekonomi dengan penurunan dalam jumlah lowongan pekerjaan di AS. Data Desember 2024 menunjukkan data tersebut turun menjadi 7,6 juta. Capaian tersebut lebih rendah dari estimasi konsensus sebesar 8 juta.
Baca Juga: Google Kembali Diduga Lakukan Monopoli, Kini Giliran China Menginvestigasi
Adapun kini pasar memiliki ekspektasi tinggi terkait dengan harga emas menyusul ketidakpastian ekonomi yang semakin kuat. Sejumlah analis memprediksi bahwa harga emas bisa mencapai US$3.000 per ons di 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement