Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Logam Mulia Panas, Perang Dagang Terus Dongkrak Harga Emas

Logam Mulia Panas, Perang Dagang Terus Dongkrak Harga Emas Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga komoditas utama logam mulia termasuk harga emas kompak mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada penutupan perdagangan di Rabu (5/2). Kenaikan dipicu oleh kekhawatiran pasar terkait dengan ancaman perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (6/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia. Tercatat, harga emas kembali mencetak rekor baru.

  • Emas spot: Naik 0,8% menjadi US$2.865,61 per ons.
  • Emas berjangka AS: Naik 0,6% ke US$2.893 per ons.
  • Perak spot: Naik 0,8% ke US$32,36 per ons.
  • Platinum: Melonjak 1,8% ke US$980,95 per ons.
  • Palladium: Naik tipis 0,3% ke US$990,75 per ons.

Analis Senior Zaner Metals, Peter Grant mengatakan bahwa kenaikan komoditas logam mulia kali ini dipicu oleh lonjakan permintaan terhadap safe-have menyusul semakin memanasnya saling lempar kebijakan tarif antara China dan AS.

“Pergerakan emas masih sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian perdagangan. Tarif baru membuat pasar tegang sehingga pasar memilih aset safe haven seperti emas," ungkap Grant.

Perang dagang belum menemukan titik reda menyusul pernyataan dari Presiden AS, Donald Trump. Ia mengatakan tak ingin terburu-buru menanggapi kebijakan tarif yang dikenakan ke negaranya oleh Presiden China, Xi Jinping.

U.S. Postal Service membuat ketakutan pasar semakin parah menyusul penangguhan penerimaan paket dari China dan Hong Kong. Meski demikian, hal tersebut akhirnya berubah setelah sehari berlalu.

Federal Reserve (The Fed) juga turut menjadi sorotan setelah kembali memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama menyusul gejolak inflasi akibat perang tarif antara China dan AS.

“The Fed kemungkinan masih akan mempertahankan kebijakan seperti sekarang ini. Namun bisa berubah jika ada kejutan besar,” kata Grant.

Baca Juga: Riviera Plan, Resort Mewah Jadi Alasan Trump Ingin Kuasai Gaza

Data perekonomian akan menjadi katalis arah kebijakan moneter dari The Fed. ADP National Employment baru-baru ini menunjukkan bahwa terdapat kenikan pekerjaan sektor swasta sebanyak 183.000 di Januari 2025. Capaian tersebut jauh lebih tinggi dari prediksi ekonom yang memperkirakan kenaikan hanya 150.000.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: