
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengaku dirinya bersama Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Sjahrir tidak dipanggil Presiden Prabowo Subianto untuk membahas Danantara.
Menteri Rosan mengatakan pembahasan yang dilakukannya bersama Presiden Prabowo dan Pandu di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/2/2025) adalah mengenai investasi pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Baca Juga: Menteri Rosan Ungkap Kenapa Hilirisasi Sangat Penting untuk RI Capai Ekonomi 8%
"Enggak, tadi yang dibahas investasi yang masuk ke Indonesia untuk pengembangan mobil listrik, baterai, itu bagaimana kita juga bisa berperan lebih aktif untuk kita dari segi investasi mempunyai kemungkinan untuk mengembangkan juga mobil listrik," kata Rosan, dikutip Kamis (6/2).
Lebih lanjut, ia mengatakan terdapat potensi investasi dalam sektor tersebut, mengingat Indonesia menghasilkan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan kendaraan listrik seperti nikel.
"Bagaimana investasi yang bisa masuk untuk itu. Jadi lebih ke situ sih. Karena potensi tadi, kita bicara ya kita kan potensi dari nikel segala macem, baterenya, recycyle batrenya kita udah ada," ungkapnya.
Ia pun menegaskan komitmen Indonesia untuk menerapkan kebijakan net zero emission pada tahun 2026, namun Presiden Prabowo ingin hal tersebut dipercepat agar produksi mobil listrik bisa lenobih banyak.
"Jadi sedangkan produksi mobil kita sekitar 1,2 juta pertahun dan berkembang. Dan diharapkan di tahun 2030 tadi disampaikan sampai 2,5 juta. Intinya masa kita hanya tidak bisa berperan lebih besar dari itu. Arahannya seperti itu, dan kita diminta juga untuk melakukan pengkajian-pengkajian," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement