Kisah Sukses Johnny Andrean 'Si Tukang Keramas', dari Usaha Salon hingga Bangun J.CO Donuts & Coffee

Johnny Andrean awalnya hanyalah seorang anak pedagang hasil bumi dan pengelola salon. Bermodal nekat, pada akhir tahun 1970-an, ia pergi dari Singkawang, Kalimantan Barat, merantau ke Jakarta untuk mengubah nasib. Johnny bisa dibilang memulai kariernya dari nol hingga sukses memiliki tiga bisnis besar saat ini.
Berkat keterampilan di dunia salon yang ia dapat dari ibunya, Johnny mencoba membuka salon kecil-kecilan di Jakarta Utara. Ia terus belajar untuk meningkatkan keterampilannya guna menemukan gaya rambut terbaru bagi pelanggannya. Berkat usahanya yang gigih, bisnis salonnya berkembang pesat sehingga ia berhasil membuka beberapa cabang salon. Namun, kesuksesan tersebut tidak bertahan lama.
Pada tahun 1998, saat krisis moneter melanda, Johnny mengalami musibah besar. Sebanyak 19 salonnya dijarah dalam semalam, mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
Namun, Johnny berhasil membuktikan kegigihannya. Ia menata kembali bisnis salonnya sehingga lambat laun bisa bangkit. Keahliannya dalam menata rambut membuat usaha salon Johnny Andrean berkembang pesat, hingga ia dijuluki “Si Tukang Keramas”.
Baca Juga: Kisah Sukses Eka Tjipta Widjaja, dari 'Bisa' Beli Becak hingga Dirikan Sinar Mas Group
Untuk menyalurkan ilmunya, Johnny mendirikan Johnny Andrean School & Training, sebuah sekolah hair stylist yang lulusannya akan ditempatkan di salon-salon miliknya. Bisnis salonnya pun semakin sukses dan tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, hingga Sulawesi. Saat ini, jumlah salon Johnny Andrean di Indonesia diperkirakan mencapai 105 cabang.
Dalam sebuah kunjungan bisnis ke Singapura, Johnny tertarik dengan waralaba toko roti bernama BreadTalk. Pada tahun 2003, ia membeli hak waralaba toko roti tersebut untuk dijual di Indonesia. Gerai pertama BreadTalk dibuka di Mall Kelapa Gading, Jakarta.
Konsep penjualan BreadTalk yang ditawarkan Johnny terbilang unik. Ia menampilkan proses pembuatan roti sebagai bagian dari display atau “open kitchen”, yang saat itu masih jarang dilakukan. Konsep ini berhasil menarik minat konsumen untuk berkunjung dan membeli roti.
BreadTalk yang dirintisnya di Indonesia pun laris manis. Hingga tahun 2007, Johnny berhasil membuka 35 gerai BreadTalk di Indonesia, dan bisnis tersebut terus berkembang hingga saat ini.
Melihat kesuksesan BreadTalk, Johnny kemudian merintis bisnis food and beverage sendiri dengan nama J.CO Donuts & Coffee. Restoran cepat saji ini memiliki konsep dan tampilan yang mirip dengan BreadTalk. Sesuai namanya, J.CO Donuts & Coffee menjual berbagai dessert seperti donat, teh, kopi, sandwich, dan yoghurt.
Pendirian J.CO dilakukan dengan persiapan matang. Gerai J.CO menggabungkan berbagai konsep yang dipelajari Johnny dari banyak negara. Ia mengadopsi konsep Eropa dalam penyajian dan konsep Jepang dalam display gerai. Selain itu, Johnny mengumpulkan banyak spesialis di pusat pengembangan dan riset untuk menciptakan varian donat dan minuman baru.
Kehadiran J.CO disambut baik oleh masyarakat. Saat ini, gerai J.CO telah tersebar di mal-mal dan pusat perbelanjaan di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan, J.CO Donuts & Coffee berekspansi hingga ke mancanegara. Menurut website resminya, J.CO memiliki 275 gerai di Indonesia, 44 gerai di Filipina, 17 gerai di Malaysia, 5 gerai di Arab Saudi, serta 3 gerai di Singapura dan Hong Kong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement