Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Ragukan Trump, Hilangnya Momentum Kenaikan Dolar AS

Investor Ragukan Trump, Hilangnya Momentum Kenaikan Dolar AS Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mencatatkan koreksi dalam perdagangan terakhir pekan lalu di Jumat (14/12). Hal tersebut disebabkan oleh keputusan penundaan implementasi kebijakan tarif oleh Donald Trump.

Dilansir dari CNBC International, Senin (17/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya tercatat turun 0,5% ke level 106,78. Adapun secara mingguan, dolar telah menurun 1,3%.

Baca Juga: Korea Selatan Segera Kunjungi Trump, Bersiap Hadapi Gejolak Pasar Global

Trump belum memberikan kepastian terkait dengan implementasi kebijakan tarif balasan yang akan diterapkan terhadap sejumlah negara yang menerapkan tarif impor untuk komoditas yang berasal dari AS.

Manuver tersebut membuat kekhawatiran pasar reda secara bertahap karena menguatkan ekspektasi bahwa kebijakan tarif hanyalah sebuah manuver politik untuk mendapatkan pintu negosiasi negara sejumlah negara dunia yang merupakan mitra dagang dari AS.

Adapun data perekonomian terbaru menjadi sorotan pasar. Data penjualan ritel, gejolak inflasi dan harga produsen yang menunjukkan penurunan lebih besar dari perkiraan pada bulan lalu membuat pasar semakin yakin bahwa pemangkasan suku bunga setidaknya akan terjadi sebanyak dua kali di 2025. 

Meski demikian, pasar akan terus waspada serta menaruh harapan bahwa hal sebaliknya akan terjadi menyusul sikap yang ditunjukkan oleh Federal Reserve (The Fed). Bank sentral sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya tak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Baca Juga: Ikut Jejak Trump, Uni Eropa Segera Batasi Impor Komoditas Pangan

Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga dalam tahun ini akan terjadi hingga 40 basis poin. Padahal, sebelumnya ekspektasi pemangkasan suku bunga sempat berkurang setelah data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: