Kredit Foto: BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil masuk dalam daftar 500 perusahaan terbaik di Asia-Pasifik versi majalah TIME. Dalam laporan yang merupakan hasil kolaborasi TIME dengan firma riset Statista, BNI menempati peringkat ke-282 dengan skor keseluruhan 81,57.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan pencapaian ini merupakan bukti pengakuan dunia terhadap kinerja BNI sebagai bank global.
"Prestasi BNI tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh talenta hebat di internal BNI dan juga Kementerian BUMN yang menempatkan BNI sebagai bank asal Indonesia yang go global," ujar Okki dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Baca Juga: Dorong Pemerataan Ekonomi, BNI Salurkan Pembiayaan Lewat BNI Dedikasi Mencapai Rp35,42 miliar
TIME dan Statista menyusun daftar ini berdasarkan beberapa indikator utama, yakni pertumbuhan pendapatan, kepuasan karyawan, serta aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).
Penilaian kepuasan karyawan didasarkan pada survei global yang mencakup faktor seperti citra perusahaan, suasana kerja, kondisi kerja, gaji, dan kesetaraan. Responden dalam survei ini terdiri dari karyawan yang telah terverifikasi, baik dalam bentuk rekomendasi langsung maupun tidak langsung.
Sementara itu, aspek pertumbuhan pendapatan dihitung berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Statista dalam tiga tahun terakhir. Perusahaan yang masuk daftar harus menunjukkan tren pertumbuhan positif selama periode penelitian tersebut.
Baca Juga: Begini Cara BNI Cetak Generasi Emas Indonesia 2045
Dalam aspek ESG, transparansi keberlanjutan dinilai menggunakan indikator terstandarisasi dari Basis Data ESG Statista. Evaluasi ini mencakup tiga komponen utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola.
"Untuk merumuskan indeks ESG yang komprehensif, beberapa poin data dikumpulkan untuk menilai dan mengevaluasi ketiga aspek, yakni lingkungan, sosial, dan tata kelola," jelas Okki.
Pada aspek lingkungan, evaluasi mencakup intensitas dan pengurangan emisi karbon, serta peringkat Carbon Disclosure Project (CDP). Di sisi sosial, penilaian mencakup jumlah perempuan dalam dewan direksi dan keberadaan kebijakan hak asasi manusia (HAM).
"Sedangkan evaluasi tata kelola mengevaluasi apakah perusahaan memiliki laporan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang mengikuti pedoman Global Reporting Initiative (GRI) serta pedoman kepatuhan atau anti-korupsi," tutup Okki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement