Indonesia Jadi Kunci Industri Baterai Mobil Listrik China Akali Kebijakan Tarif AS

Industri China dikabarkan tak hanya tengah mencari pasar baru, namun juga mencari tempat produksi baru untuk memasarkan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), salah satu target tersebut dikabarkan adalah Indonesia.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan bahwa hal ini tidak terlepas dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). China menurutnya melihat adanya peluang untuk menekan kebijakan tersebut dengan memproduksi dan mengekspor baterai kendaraan listrik dari Indonesia ke AS.
Baca Juga: Alasan Raksasa Motor Listrik China Yadea Tak Lagi Bermintra dengan Indomobil
"China tengah sangat agresif berupaya untuk bisa masuk ke Indonesia. Mereka ingin menjadikan kita basis untuk memberikan solusi baterai EV ke AS," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, dilansir Selasa (18/2).
Menurut Toto, hal ini juga bisa menjadi peluang bagi pemerintah untuk menyerap investasi dari China. Ia mendorong pemegang kepentingan untuk memperkuat ekosistem hilirisasi bahan baku kendaraan listrik untuk menarik perhatian produsen baterai kendaraan listrik dari Beijing.
"Ini keunggulan yang kita dapatkan kalau kita menjadikan basis baterai produksi, bukan hanya untuk lokal, tapi juga kebutuhan untuk global, termasuk untuk AS," tutur Toto.
Adapun China sebelumnya terkena imbas kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS. Donald Trump diketahui menerapkan kebijakan tarif impor 10% untuk setiap barang yang berasal dari China.
Baca Juga: China Temui Uni Eropa, Ungkit Soal Kebijakan Tarif Impor
Kebijakan tersebut menambah tantangan bagi produsen baterai kendaraan listrik dari negara tersebut menyusul tarif impor komponen baterai (non-lithium ion) dan baterai lithium-ion sebelumnya juga telah mendapatkan tarif sebesar 25% dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement