- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Indonesia-Jepang Percepat Transisi Energi, Proyek PLTP Muara Laboh Jadi Prioritas
Kredit Foto: Kemenko Perekonomian
Pemerintah Indonesia dan Jepang semakin memperkuat kerja sama transisi energi melalui inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Chairman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda dan Ambassador for the Promotion of AZEC Takio Yamada di Jakarta, Jumat (21/2).
Pertemuan ini membahas percepatan implementasi proyek energi ramah lingkungan di Indonesia, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Labohsebagai salah satu proyek unggulan.
Baca Juga: Ini Kemitraan Strategis Ekonomi, Pertahanan, dan Energi yang Diperkuat Jepang-RI
"Kita perlu segera merealisasikan komitmen kedua kepala negara terkait pengembangan dan implementasi proyek unggulan dalam kerangka AZEC, khususnya PLTP Muara Laboh," ujar Airlangga, merujuk pada kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru pada Januari lalu.
Chairman JBIC Tadashi Maeda memaparkan perkembangan kerja sama transisi energi antara JBIC dan Indonesia, termasuk pengembangan transmisi listrik Jawa-Sumatera bersama PLN. Jepang juga menyiapkan strategi energi baru terbarukan hingga 2040 dan berharap Indonesia dapat berperan dalam implementasi rencana tersebut.
"Jepang mengharapkan dukungan Indonesia untuk implementasi rencana strategis tersebut dan lebih luas untuk pemenuhan kebutuhan energi baru terbarukan bagi kedua negara," ungkap Maeda.
Baca Juga: PLTP Ijen Resmi Beroperasi, Medco Power Amankan Kontrak Puluhan Tahun!
Ambassador Takio Yamada mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap kerja sama AZEC dan menekankan pentingnya Ministerial Meeting mendatang untuk mempercepat realisasi proyek-proyek energi hijau.
Airlangga menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan perlunya percepatan pelaksanaan proyek yang telah dirancang. Selain PLTP Muara Laboh, Indonesia juga menawarkan kerja sama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Riau, transmisi ASEAN Powergrid, serta pemanfaatan energi berbasis kelapa sawit untuk bahan bakar penerbangan (Sustainable Aviation Fuel/SAF).
Airlangga menegaskan komitmen Indonesia dalam memfasilitasi percepatan proyek-proyek AZEC, termasuk menangani berbagai hambatan yang muncul. "Indonesia berharap untuk terus ada peningkatan dan pengembangan dalam proyek-proyek AZEC, salah satunya proyek PLTSa Legok Nangka yang dapat dijadikan sebagai proyek percontohan," katanya.
Baca Juga: Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 dan 3 Telan Biaya US$ 900 Juta, Ini Sederet Manfaatnya!
Dalam pertemuan ini, turut dibahas laporan Expert Group Meeting mengenai kategorisasi proyek AZEC di Indonesia. Kategori I mencakup proyek siap komersialisasi seperti PLTP Muara Laboh, PLTSa Legok Nangka, dan pengembangan SAF. Kategori II mencakup proyek potensial yang masih dalam tahap studi kelayakan, seperti PLTA Kayan, pengelolaan lahan gambut, dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera. Kategori III terdiri dari proyek berbasis teknologi baru seperti produksi hidrogen, biofuel, dan amonia hijau.
"Kita akan upayakan agar proyek-proyek pada kategori III dan II untuk ditingkatkan menjadi kategori I sehingga dapat segera terlihat manfaatnya bagi perekonomian," pungkas Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement