Kredit Foto: Unsplash/Lingchor
Starbucks baru-baru ini mengumuman akan memangkas 1.100 pekerja yang menempati posisi korporat dalam upayanya untuk bangkit dari kerugian di 2025.
Chief Executive Officer (CEO) Starbucks, Brian Niccol dalam suratnya kepada pekerjanya menyebutkan bahwa pemangkasan ini merupakan bagian dari upaynya untuk merampingkan operasional dari Starbucks.
"Kami menyederhanakan struktur, menghilangkan lapisan dan duplikasi, serta menciptakan tim yang lebih kecil dan gesit," ujar Niccol, dilansir dari Reuters, Selasa (25/2).
Adapun pemutusan hubungan kerja ini akan menyasar peran pendukung yang saat ini ditempati sejumlah karyawan hingga beberapa ratus posisi terbuka yang belum terisi oleh karyawan.
"Tujuan kami adalah beroperasi lebih efisien, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas, dan mendorong integrasi yang lebih baik," tegas Niccol.
Niccol sendiri telah merancang strategi "Back to Starbucks" untuk menghidupkan kembali bisnis perusahaan. Ia menegaskan bahwa perekrutan masih akan dilakukan namun diterapkan dengan kehati-hatian dan urgensi.
"Kami akan terus merekrut untuk posisi prioritas yang sesuai dengan struktur pendukung baru serta menambah kemampuan dan kapasitas yang diperlukan," jelas Niccol.
Ia juga menegaskan bahwa pemutusan hubungan kerja ini tidak akan berdampak pada tim di dalam toko maupun investasi yang dilakukan Starbucks untuk meningkatkan jam operasional gerai.
Baca Juga: Sanken Argadwija Klarifikasi Isu Penutupan Pabrik dan PHK: Bukan Bagian dari Kami
Baca Juga: Gegara AI, Raksasa Perbankan Asia Tenggara Bakal PHK 4.000 Pekerja
Diketahui, Starbucks menghadapi penurunan permintaan di AS dan China. Investor berharap Niccol dapat menyederhanakan struktur operasional dan menghidupkan kembali budaya kedai kopi di toko-toko AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement