Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lakukan Perbaikan, Starbucks Potensi PHK Karyawan Mulai Maret 2025

Lakukan Perbaikan, Starbucks Potensi PHK Karyawan Mulai Maret 2025 Kredit Foto: Unsplash/Lingchor
Warta Ekonomi, Jakarta -

Starbucks, salah satu merek kopi ternama dunia, mengumumkan rencana transformasi organisasi pendukung sebagai bagian dari strategi “Back to Starbucks”. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pengalaman pelanggan di seluruh gerai Starbucks secara global.

Rencana ini diungkapkan oleh Brian Niccol, Chairman dan CEO Starbucks, melalui laman resmi perusahaan.

Niccol menjelaskan bahwa sejak September lalu, Starbucks telah memulai langkah-langkah revitalisasi dengan fokus pada keunggulan yang telah menjadi ciri khasnya, yaitu menciptakan suasana kafe yang ramah dan menyajikan kopi terbaik yang diracik oleh barista terlatih. 

Beberapa langkah utama yang telah dilakukan meliputi:

  • Mengembalikan fasilitas seperti condiment bar dan penyajian minuman dalam mug keramik.
  • Menghilangkan biaya tambahan untuk susu non-dairy sebagai langkah transparansi harga.
  • Memperbaiki waktu pelayanan dengan target waktu tunggu maksimal empat menit di gerai.
  • Menambah jam kerja tambahan di lebih dari 3.000 gerai.
  • Menggandakan cuti berbayar bagi orang tua untuk tim retail di AS.
  • Menetapkan target promosi internal sebesar 90% untuk posisi kepemimpinan retail dalam tiga tahun ke depan.

Meski fokus awal adalah meningkatkan pengalaman pelanggan di gerai-gerai di AS dan Kanada, Starbucks kini memperluas kebijakannya itu ke tingkat global dengan meninjau struktur, peran, dan ukuran tim pendukung di seluruh dunia.

Niccol menyebut bahwa perusaaan perlu efisiensi yang lebih besar dalam cara kerja tim pendukung perusahaan. Beberapa area utama yang menjadi perhatian adalah:

Kepemilikan dan Akuntabilitas yang Lebih Jelas

Starbucks menilai perlunya memastikan setiap pekerjaan memiliki pemilik yang jelas, yang dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pencapaian target.

Prioritas yang Jelas dan Pengurangan Kompleksitas

Untuk mendukung rencana “Back to Starbucks”, perusahaan akan mengurangi tujuan yang saling bertentangan dan menyederhanakan proses kerja.

Integrasi yang Lebih Baik

Starbucks berkomitmen untuk mengurangi silo dan duplikasi pekerjaan, serta menyederhanakan struktur organisasi yang dinilai terlalu banyak lapisan dan tim kecil.

Starbucks mengakui bahwa transformasi ini akan mencakup keputusan sulit, termasuk pengurangan jumlah pekerjaan di tim pendukung. Namun, Niccol menegaskan bahwa langkah ini tidak akan memengaruhi tim di dalam gerai maupun investasi yang telah dialokasikan untuk jam kerja di gerai. Komunikasi terkait perubahan ini akan disampaikan pada awal Maret 2025 mendatang.

“Kami ingin memastikan bahwa kapasitas dan kapabilitas kami dapat mendukung rencana ‘Back to Starbucks’ dan memberikan dampak terbesar pada pengalaman pelanggan di gerai,” ujar Niccol.

Baca Juga: Wamenaker Noel Klaim Selamatkan 308 Buruh PT Softex Indonesia dari Ancaman PHK

Baca Juga: Sukses Bertahan 28 Tahun, Berani PHK Karyawan 'Brilliant Jerk' jadi Strategi Netflix untuk Jaga Kinerja Tim

Starbucks berharap transformasi ini dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri kopi global dan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan dan mitra kerja mereka di seluruh dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: