Anggaran JKN Tersedot Rp13 Triliun untuk Kanker, Menkes Tekankan Peran Asuransi Swasta
Kredit Foto: Tugure
Kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan menjadi ancaman serius. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa peran asuransi, baik dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun swasta, sangat krusial dalam memastikan akses pengobatan bagi pasien kanker.
"Merujuk data Kemenkes, setidaknya 6,3 juta pasien datang ke rumah sakit dengan diagnosis kanker. Itu baru yang menggunakan JKN," ujar Budi dalam sambutan yang disampaikan oleh Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kemenkes Ahmad Irsan A Moeis dalam diskusi "Critical Role of Private Insurance in Personalized Cancer Care Coverage"yang digelar PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), Rabu (26/2/2025).
Biaya perawatan kanker pun menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Kemenkes, setidaknya Rp13 triliun dari anggaran JKN tersedot untuk menangani pasien kanker. "Karena itu, tantangan penanganan kanker bukan hanya soal medis, tetapi juga menyangkut pendanaan," tambahnya.
Diskusi yang digelar Tugure ini merupakan bagian rangkaian memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari. Kegiatan ini melibatkan para pemangku kebijakan dan kepentingan dunia kesehatan dalam menghadapi momok kanker di Indonesia.
Para panelis diskusi antara lain Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Ahmad Irsan A Moeis, Senior Vice President & Head Of Malaysia Re Mohammad Nizam Yahya, Dewan Pengurus Ketua Bidang IT Persatuan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) Sigit Adiwijaya, Ketua Umum Forum Komukasi Klaim Asuransi Indonesia (FOKKAI) Hendro Sulistiyo, dan dr. Edy Gunawan, Chief Executive Officer MRCCC Siloam Hospitals.
Baca Juga: Yayasan Kanker Bantah Isu Galon Polikarbonat dapat Sebabkan Kanker, Simak Faktanya
Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan), Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus kanker baru pada 2022, dengan 242.099 kematian. Jika tidak ada intervensi efektif, jumlah ini diperkirakan melonjak 63% pada 2040.
Persoalan makin pelik karena dua dari tiga pasien kanker baru terdiagnosis saat sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, mereka harus menjalani terapi kompleks seperti kemoterapi hingga imunoterapi yang memerlukan biaya tinggi.
Peran Asuransi Swasta Jadi Harapan
Presiden Direktur Tugure, Teguh Budiman, menegaskan bahwa keterbatasan jaminan kesehatan dan keterlambatan diagnosis masih menjadi kendala utama dalam penanganan kanker.
"Meski program BPJS Kesehatan telah banyak membantu masyarakat, kasus kanker terus bertambah. Banyaknya jenis terapi yang dibutuhkan, seperti terapi target dan imunoterapi, membuat peran asuransi swasta semakin penting dalam memperluas akses pasien terhadap pengobatan yang lebih efektif," ujar Teguh.
Menurutnya, industri asuransi harus berperan lebih aktif dalam menciptakan sistem pembiayaan yang lebih berkelanjutan bagi pasien kanker. "Harapannya, kita dapat mengkaji regulasi serta mekanisme pembiayaan yang lebih mendukung pengendalian kanker," tegasnya.
Baca Juga: Program Cek Kesehatan Gratis Besutan Prabowo Bisa untuk Deteksi Dini Kanker dan Kejiwaan
Managing Director PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia), George Stylianou, turut menyoroti pentingnya kerja sama semua pihak dalam menghadapi ancaman kanker di Indonesia.
"Di MSD, kami percaya bahwa semua orang berhak mendapatkan akses yang sama terhadap pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kanker. Namun, kami tidak bisa melakukannya sendiri. Bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan adalah kunci untuk mencari cara inovatif dalam memberikan dampak yang lebih besar," jelas George.
Ketua Tugure Academy, Eko Susanto, menambahkan bahwa diskusi ini merupakan bagian dari komitmen Tugure dalam meningkatkan literasi dan mendukung industri asuransi dalam menghadapi tantangan bisnis ke depan.
"Melalui Tugure Academy, kami akan terus menyelenggarakan kegiatan pengembangan kompetensi bagi pelaku industri asuransi agar lebih siap menghadapi dinamika pembiayaan kesehatan, termasuk kanker," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement