Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanpa Industrialisasi, Pertumbuhan Ekonomi 8% Sulit Tercapai

Tanpa Industrialisasi, Pertumbuhan Ekonomi 8% Sulit Tercapai Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Impian Indonesia untuk mencapai swasembada energi dan menjadi negara maju pada 2045 menghadapi tantangan besar. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto dinilai mustahil tercapai tanpa fondasi industrialisasi yang kuat.

Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Ariyo Irhamna, menegaskan bahwa pertumbuhan industri manufaktur merupakan satu-satunya cara bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Fakta sejarah menunjukkan bahwa tidak ada cara lain selain industrialisasi,” ujar Ariyo, dalam diskusi publik bertajuk “Mustahil Tumbuh 8 Persen Tanpa Industri yang Kuat”, Jakarta, Kamis (27/2/2025). 

Baca Juga: Hashim: Target Ekonomi Bukan 8%, tapi Bisa 10%!

Selain itu, ia menyoroti tantangan lain, yakni efisiensi investasi di Indonesia. Dengan Incremental Capital Output Ratio(ICOR) sebesar 6,5, Indonesia membutuhkan Rp6,5 untuk menghasilkan Rp1 dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Semakin tinggi ICOR, semakin tidak efisien perekonomian suatu negara.

“Tingginya ICOR disebabkan oleh birokrasi yang tidak efisien, korupsi, regulasi yang tidak pasti, serta perencanaan yang buruk. Jika ingin mencapai pertumbuhan 8%, Indonesia harus meningkatkan investasi hingga Rp12.480 triliun atau 52% dari PDB, sangat jauh dari realisasi saat ini yang baru mencapai sekitar 30%,” jelasnya.

Baca Juga: Sejumlah Strategi Pemerintah Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 2025

Ariyo menegaskan bahwa industrialisasi adalah syarat utama dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi minimal 6% dalam skenario transformatif dan 7% dalam skenario optimistis.

Menurutnya, untuk mencapai pertumbuhan industri yang lebih tinggi, diperlukan ekosistem yang kondusif, termasuk ketersediaan bahan baku, energi, tenaga kerja terampil, infrastruktur, serta insentif fiskal dan nonfiskal.

“Jika langkah konkret tidak segera diambil, Indonesia berisiko gagal mencapai status negara maju pada 2045,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: