
Rencana Amerika Serikat dalam menerapkan kebijakan tarif impor terhadap komoditas tembaga menjadi sorotan pasar global. Analis baru-baru ini menilai bahwa rencana tersebut akanberbalik merugikan industri dari Negari Paman Sam.
Head of Commodity Strategy Saxo Bank Copenhagen, Ole Hansen menyoroti sejumlah faktor yang dapat membuat rencana kebijakan tarif untuk tembaga bisa menjadi gol bunuh diri bagi Amerika Serikat.
Baca Juga: Alasan Intel Tunda Pembangunan Pabrik Chip Senilai US$28 Miliar di Amerika Serikat
Ia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan membuat biaya produksi semakin meningkat dengan tajam, sementara proses pemulihan produksi dan penyulingan dalam negeri terkait dengan industri tembaga akan memakan waktu lama.
"Negara ini tidak memiliki kapasitas produksi dan pemurnian yang cukup, sehingga tarif justru bisa memperburuk keadaan," katanya, dilansir dari Reuters, Senin (3/3).
Biaya produksi akan meningkat, bahkan telah naik menyusul kenaikan harga tembaga akibat ketidakpastian global menyusul ancaman tarif. Jika harga tetap tinggi dalam jangka panjang, industri mungkin akan beralih ke aluminium sebagai alternatif, yang dapat menghambat pertumbuhan sektor konstruksi, energi, dan kendaraan listrik dari Amerika Serikat.
Amerika Serikat di sisi lain juga masih bergantung terhadap tembaga impor, bahkan setengah kebutuhan tembaga negara tersebut dipenuhi oleh mitra dagangnya seperti Chile, Kanada, dan Meksiko.
Saat ini, hanya terdapat dua smelter tembaga yang masih beroperasi dalam kawasan dari Amerika Serikat. Pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu yang lama, analis bahkan memperkirakan bahwa membangun smelter baru akan memakan waktu lebih dari dua tahun, sedangkan pembangunan tambang baru bisa jauh lebih lama karena tantangan perizinan.
Baca Juga: Pak Trump Bilang Presiden Ukraina Terlalu Lebay, 'Maunya Perang Terus, Padahal Negara Lemah'
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan rencana penerapan kebijakan tarif impor untuk komoditas tembaga. Hal ini juga membantu membangun kembali industri lokal yang bergerak dalam sektor terkait untuk bangkit dan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement