Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Global Tertekan Prospek Naiknya Pasokan dari Irak

Harga Minyak Global Tertekan Prospek Naiknya Pasokan dari Irak Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah global kembali mengalami tekanan dalam perdagangan terakhir untuk bulan lalu di Jumat (28/2). Pasar tengah waspada jelang implementasi kebijakan tarif hingga penambahan pasokan minyak global dari Timur Tengah.

Dilansir dari CNBC International, Senin (3/3) harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,16% menjadi US$73,18 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI)  melemah 0,84% menjadi US$69,76 per barel.

Baca Juga: Kasus BBM Oplosan, Menteri BUMN Bicara Pengganti Dirut PT Pertamina Patra Niaga

Analis Senior Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian menyebut bahwa pasar tengah waspada jelang penerapan kebijakan tarif hingga potensi naiknya pasokan minyak dari Irak.

Amerika Serikat baru-baru ini membuat pasar khawatir dengan mengumumkan implementasi kebijakan tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada serta penambahan tarif sebesar 10% untuk China.

Langkah tersebut dikhawatirkan akan memicu perang dagang yang mana dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, meningkatkan inflasi hingga pada akhirnya menekan permintaan minyak mentah dunia.

Sementara Irak mengejutkan pasar dengan  rencana ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan. Kementerian Minyak Irak menyebut pihaknya akan mengekspor 185.000 barel per hari melalui perusahaan pemasaran minyak negara, yakni SOMO.

Pengumuman tersebut menaruh perhatian pasar terhadap The Organization of the Petroleum Exporting Countries Plus (OPEC+). Hal ini mengingat rencana pihaknya kenaikkan produksi minyak di April 2025.

“Dimulainya kembali ekspor menimbulkan pertanyaan tentang kewajiban memenuhi kebijakan dari OPEC+,” kata Harry Tchilinguirian.

OPEC+ sejauh ini masih dihadapkan dengan pertanyaan pasar terkait dengan implementasi atau penundaan rencana menaikkan produksi minyak menyusul kesulitan investor membaca situasi pasokan global.

Baca Juga: Kepala LEMIGAS Ungkap Hasil Pengujian Kualitas BBM di SPBU

“Jika OPEC+ menunda pengembalian pemotongan sukarela sebesar 120.000 barel per hari mulai April, maka peningkatan produksi Irak akan melampaui batas itu,” tutur Harry Tchilinguirian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: