Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Logam Mulia Diserbu Investor, Harga Emas Kembali Meroket Naik!

Logam Mulia Diserbu Investor, Harga Emas Kembali Meroket Naik! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia, termasuk harga emas, menguat secara signifikan dalam perdagangan di Selasa (4/3). Pasar logam mulia optimistis menyusul lonjakan permintaan aset lindung nilai akibat implementasi kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Rabu (5/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama global. Semua komoditas terkaik kompak membukukan kenaikan:

  • Emas spot: Naik 0,6% menjadi US$2.911,88 per ons.
  • Emas berjangka AS: Naik 0,7% menjadi US$2.920,60 per ons. 
  • Perak spot: Naik 0,6% menjadi US$31,88 per ons.
  • Platinum: Naik 0,9% menjadi US$962,30 per ons.
  • Paladium: Naik 0,9% US$946,25 per ons.

Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger mengatakan bahwa kebijakan tarif menjadi pemicu utama kenaikan harga emas kali ini menyusul efeknya yang membuat ketidakpastian ekonomi semakin kuat.

Amerika Serikat baru-baru ini resmi menerapkan tarif 25% terhadap impor dari Meksiko dan Kanada, serta menaikkan tarif barang dari China menjadi 20%. Hal ini memicu balasan yang tak kalah kerasnya dari negara terkait.

China memberlakukan tarif tambahan sebesar 10%-15% pada barang dari Amerika Serikat. Pihaknya juga a memberlakukan sejumlah pembatasan ekspor ke perusahaan dari Negeri Paman Sam.

Kanada melakukan hal serupa, negara tersebut  membalas kebijakan tarif impor dengan menerapkan kebijakan tarif balasan sebesar 25% pada produk dari Amerika Serikat.

Perang dagang akibat saling lempar kebijakan tarif inilah yang membuat pasar khawatir dan berbondong-bondong melakukan investasi dalam aset lindung nilai seperti emas.

"Penerapan tarif menciptakan tingkat ketidakpastian yang tinggi di pasar, sehingga aset safe-haven seperti emas dan perak terus mengalami kenaikan," kata David Meger.

Selain itu, pelemahan dolar turut mendukung kenaikan harga emas karena membuat harga emas lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain. Hal tersebut juga ikut meningkatkan permintaan terhadap logam mulia lainnya.

Kini fokus investor kini beralih ke laporan ketenagakerjaan dan laporan nonfarm payrolls dari Amerika Serikat. Diharapkan, data tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga dari Federal Reserve The Fed).

"Dengan potensi ketidakstabilan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja, ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga lebih awal dari perkiraan," kata Meger.

Baca Juga: Ekonomi Amerika Serikat Terancam, Wall Street Panik Gegara Kebijakan Tarif

The Fed sejauh ini tetap mempertahankan kebijakan suku bunga stabil. Namun, ekspektasi pasar mengarah pada kemungkinan pemangkasan suku bunga di Juni dan September 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: