Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komoditas Pendorong Inflasi Ramadan Berubah Setiap Tahun, Ini Data BPS

Komoditas Pendorong Inflasi Ramadan Berubah Setiap Tahun, Ini Data BPS Kredit Foto: Youtube BPS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi selama Ramadan dan Idulfitri selama tiga tahun terakhir ini didorong oleh komoditas pangan yang bergejolak serta barang dengan harga yang diatur oleh pemerintah (administered price). 

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, memperingatkan adanya potensi lonjakan harga menjelang Ramadan 2025, terutama pada beberapa bahan pangan dan tarif transportasi.

"Perlu diwaspadai kenaikan harga beberapa komoditas akibat tingginya permintaan menjelang Ramadan dan Idulfitri, seperti daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras, dan emas perhiasan," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/3/2025).

Baca Juga: Data BPS: 30 Provinsi Inflasi dan 8 Provinsi Deflasi Tahunan

BPS mencatat bahwa komoditas pendorong inflasi Ramadan berbeda setiap tahunnya. Misalnya pada tahun 2022, inflasi minyak goreng sebesar 0,19%, bensin sebesar 0,16%, daging ayam ras sebesar 0,09%, dan tarif angkutan udara sebesar 0,07%.

Sementara pada tahun 2023, inflasi terjadi di sektor tarif angkutan udara sebesar 0,09%, angkutan antarkota sebesar 0,03%, serta bensin sebesar 0,03.

Pada tahun 2024, inflasi terjadi pada bawang merah dengan nilai 0,14%, telur ayam ras 0,9%, daging ayam ras 0,9%, dan beras 0,9%.

Menurut Amalia, beras sebagai bahan pangan utama tidak selalu menjadi penyumbang inflasi tiap tahunnya. Akan tetapi, pada Ramadan 2024, sejumlah komoditas seperti telur ayam ras, beras, dan daging ayam tercatat sebagai komoditas yang mendorong kenaikan harga.

Mengacu pada data Januari 2025, beberapa komoditas diperkirakan akan menjadi faktor utama inflasi menjelang Ramadan dan Idulfitri tahun ini, antara lain cabai merah dengan inflasi 2,27%, cabai rawit dengan nilai 61,67%, minyak goreng 0,54%, bensin 0,36% dan Emas perhiasan sebesar 0,42%.

Baca Juga: BPS Ungkap Nilai Ekspor Turun Jadi US$21,45 Miliar di Januari 2025

Amalia juga menyebutkan bahwa inflasi komponen harga bergejolak pada Januari 2025 berada di angka 3,07%, menunjukkan adanya kenaikan harga yang perlu diantisipasi.

Lebih lanjut, berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Januari 2025, lima provinsi dengan kenaikan harga tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat dengan angka 7,34%, Bali 7,24%, DKI Jakarta 5,99%, Bengkulu 5,65% dan Sumatra Barat 5,01%.

BPS menegaskan bahwa keseimbangan suplai menjadi kunci utama dalam menekan inflasi Ramadan dan Idulfitri 2025. Pengumuman resmi mengenai komoditas penyumbang inflasi pada Maret 2025 akan dirilis pada awal April.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: