Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korlantas Polri sebut Puncak Arus Mudik Pada 28-30 Maret 2025

Korlantas Polri sebut Puncak Arus Mudik Pada 28-30 Maret 2025 Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryo Nugroho mengidentifikasi adanya empat titik yang potensi terjadi kerawanan di mudik tahun 2025.

Keempat titik tersebut di jalur tol, jalur arteri, pelabuhan penyebrangan dan lokasi wisata. Identifikasi titik kerawanan ini dilakukan setelah Korlantas melakukan survei jalur untuk mengidentifikasi pelaksanaan mudik tahun ini. 

Ia mengatakan diprediksi puncak pergerakan masyarakat pada arus mudik tahun ini pada tanggal 28-30 Maret 2025.

Namun dimungkinkan ada pergeseran arus mudik menjadi tanggal 22-27 Maret 2025 karena adanya kebijakan pemerintah yang mengatur fleksibilitas kerja bagi aparatur sipil negara (ASN) yakni work from anywhere (WFA), work from office (WFO) dan work from home (WFH).

Kebijakan pemerintah untuk ASN ini dibarengi dengan kebijakan belajar mandiri dari tanggal 21-27 Maret 2025 yang memungkinkan terjadinya pergeseran arus mudik.

Agus mengungkapkan mudik lebaran tahun ini, diperkirakan akan ada peningkatan volume kendaraan termasuk di rest area pada ruas jalur tol maupun arteri menuju Jawa, Bali dan Sumatera.

Untuk mengurai kemacetan di rest area, pihaknya akan melakukan beberapa upaya. “Kami akan membuat buka tutup rest area. Jika kondisi rest area penuh, maka kami akan menutup akses masuk ke rest area. Kami mengharapkan masyarakat meminimalisir berhenti di bahu jalan tol demi keselamatan bersama,” urainya.

Untuk mengatasi kemacetan dikarenakan kepadatan volume kendaraan, lanjut Agus dilakukan penambahan kapasitas jalur.

Misalnya di tol Cipali dari KM 72 sampai KM 110 yang semula dua jalur menjadi tiga jalur pada puncak periode arus balik mudik tahun ini. Penambahan jalur ini berpotensi akses ke Gerbang Tol Cikatama menjadi lebih cepat sehingga dilakukan pengalihan kendaraan via Cisumdawu apabila terjadi kepadatan menjelang GT Cikatama.

Pelabuhan penyebrangan juga berpotensi terjadinya kemacetan saat mudik, terutama di penyebrangan Bakauheni-Merak. Upaya minimalisir dilakukan dengan hanya menerapkan hanya satu harga tiket yakni hanya tiket reguler saja.

Selain itu, kendaraan bermotor juga dialihkan ke akses jalur lain menuju penyebrangan untuk meminimalisir terjadinya kepadatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: