Perjalanan William Rosenberg Membangun Dunkin’ Donuts, Anak Putus Sekolah yang Punya 16.000 Gerai Donat di Seluruh Dunia
Kredit Foto: Istimewa
Bagi pecinta donat dan kopi, nama Dunkin’ Donuts tentu sudah tidak asing lagi. Brand legendaris ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang selama lebih dari tujuh dekade. Di balik kesuksesan besar ini, ada kisah inspiratif tentang seorang pria bernama William Rosenberg.
William Rosenberg lahir pada 10 Juni 1916 di Boston, Massachusetts. Ayahnya, Nathan Rosenberg, adalah pemilik toko kelontong, sementara ibunya, Phoebe Rosenberg, adalah ibu rumah tangga yang mendidik empat anaknya.
William tumbuh di Dorchester, wilayah kelas pekerja di Boston, dan bersekolah di sekolah umum. Namun, kehidupan keluarganya berubah drastis saat Depresi Besar melanda Amerika Serikat pada 1930-an. Toko kelontong milik ayahnya bangkrut dan William terpaksa putus sekolah di kelas delapan untuk membantu menopang ekonomi keluarga.
Sejak usia 14 tahun, William mulai bekerja serabutan. Ia menjadi kurir pengantar telegram di Western Union, kemudian beralih menjadi pengemudi truk es krim di Simco. Kegigihannya membuahkan hasil, ia naik jabatan dengan cepat, bahkan menjadi manajer penjualan nasional di usia 20 tahun. Pengalaman ini memberinya pelajaran berharga tentang kerja keras dan cara pelayanan pelanggan.
Ketika Perang Dunia II pecah, William bergabung dengan Bethlehem Steel Company di Hingham, Massachusetts. Ia juga menjadi delegasi serikat buruh Yahudi pertama pada masa itu. Setelah perang usai, William memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri.
Dengan modal $5.000 dari tabungan dan pinjaman kerabat, ia mendirikan perusahaan katering bernama "Layanan Makan Siang Industri". Bisnis ini menyediakan makanan dan camilan untuk pekerja pabrik di pinggiran Boston.
Bisnis katering William berkembang pesat. Dalam waktu singkat, ia memiliki 140 truk katering dan 25 outlet di berbagai pabrik. Namun, William menyadari bahwa 40% pendapatannya berasal dari penjualan donat dan kopi. Dari pengamatan sederhana ini, muncul ide brilian untuk membuka kedai khusus yang fokus pada dua produk tersebut.
Pada 1948, William membuka kedai pertamanya dengan nama "Open Kettle". Dua tahun kemudian, ia mengganti namanya menjadi "Dunkin’ Donuts".
Salah satu inovasi yang membuat Dunkin’ Donuts unggul adalah variasi donat yang ditawarkan. Saat itu, kebanyakan toko hanya menyediakan lima jenis donat, tetapi William menghadirkan 52 varian berbeda. Keunikan ini menarik perhatian pelanggan, dan dalam beberapa tahun, Dunkin’ Donuts telah membuka enam kedai.
Pada 1955, William memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya melalui sistem waralaba. Keputusan ini menjadi langkah besar bagi Dunkin’ Donuts. Dalam waktu 10 tahun, lebih dari 100 gerai berdiri di berbagai lokasi. William juga berperan aktif dalam mendirikan Asosiasi Franchise Internasional pada 1960, yang menjadi wadah bagi pengusaha waralaba di seluruh dunia.
Namun, perjalanan William tidak selalu mulus. Pada 1971, ia didiagnosis menderita kanker paru-paru dan memutuskan untuk mundur dari bisnisnya. Meski begitu, dedikasinya tidak luntur. Ia menghabiskan waktunya untuk merawat peternakan pribadinya, Wilrose Farm, yang kemudian disumbangkannya ke University of New Hampshire pada 1980. William juga aktif dalam kegiatan filantropi, terutama yang berkaitan dengan rumah sakit.
Baca Juga: Perjuangan Soichiro Mendirikan Honda, Penjaga Bayi yang Sukses Ciptakan Raksasa Otomotif Dunia
William Rosenberg meninggal pada 22 September 2002 di usia 86 tahun. Namun, warisannya tetap hidup melalui Dunkin’ Donuts. Pada 2020, nilai perusahaan ini mencapai 6,41 miliar(sekitar Rp93,5 triliun),dengan omzet tahunan sebesar 1,37 miliar (sekitar Rp 20 triliun). Dunkin’ Donuts juga melakukan rebranding pada 2019, mengganti namanya menjadi "Dunkin’" untuk menegaskan fokusnya pada kopi dan donat.
Pada Oktober 2020, Dunkin’ Brands Group, perusahaan induk Dunkin’ Donuts dan Baskin-Robbins, diakuisisi oleh Inspire Brands senilai $11,3 miliar. Hingga kini, Dunkin’ Donuts tetap menjadi salah satu jaringan toko donat dan kedai kopi terbesar di dunia, dengan ribuan lokasi di puluhan negara.
Hingga kini, sudah ada lebih dari 7000 restoran dan 16.000 gerai Dunkin’ Donuts di 37 negara di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, sejak pertama kali masuk ke Tanah Air pada 1985, Dunkin’ Donuts sudah membuka 350 gerai dengan 15 gerai di seluruh Indonesia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement