Efek Tarif Amerika Serikat, Prospek Indah Harga Emas Menyusul Lonjakan Permintaan Safe-haven

Mayoritas logam mulia kompak menguat menyusul harga emas yang kembali naik dalam perdagangan di Selasa (11/3). Pasar logam banjir permintaan aset lindung nilai menyusul ketidakpastian yang menguat gegara kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Rabu (12/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama dari logam mulai global. Hampir semua logam mulia terkait mencetak kenaikan yang cukup signigikan:
- Emas spot: Naik 1% menjadi US$2.917,79 per ons.
- Emas berjangka AS: Naik 0,7% menjadi US$2.920,90 per ons.
- Perak spot: Melonjak 2% ke US$32,77 per ons.
- Platinum: Naik 1,9% menjadi US$976,00 per ons.
- Palladium: Melemah 0,1% ke US$941,84 per ons.
Analis Pasar MarketPulse by OANDA, Zain Vawda mengatakan harga emas menguat menyusul lonjakan permintaan terhadap aset lindung nilai karena adanya kebijakan tarif terbaru dari Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini mengejutkan pasar dengan ancaman tarif sebesar 50% untuk komoditas baja dan aluminium dari Kanada. Hal ini jauh meningkat dari ancaman tarif sebelumnya yang hanya sebesar 25%.
Harga emas juga naik menyusul pelemahan dari Dolar AS. Pelemahan tersebut membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
"Emas kemungkinan tetap didukung oleh ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven," ujar Zain Vawda.
Meski demikian, harga emas bisa saja menjadi stagnan menyusul pergerakannya yang telah mengalami kenaikan tajam sejak awal tahun dari 2025.
Selain itu, potensi meredanya geopolitik juga membayangi harga emas. Namun ketidakpastian akibat kebijakan tarif sepertinya akan terus menyebabkan volatilitas pasar global dan mendukung harga emas sebagai aset lindung nilai.
"Namun, jika ada perkembangan positif dalam konflik geopolik yang sedang berlangsung, premi risiko bisa berkurang," tutur Zain Vawda.
Investor saat ini bersiap menghadapi data inflasi terbaru dari Amerika Serikat. Data tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: Alasan Trump Enggan Berikan Kejelasan Soal Kebijakan Tarif Amerika Serikat
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Juni 2025. Emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena merupakan aset tanpa imbal hasil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement