
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tengah dalam proses akuisisi penuh terhadap saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun hingga Rp1,6 triliun.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, mengungkapkan bahwa dalam proses akuisisi ini, BTN juga akan mengambil alih Surat Berharga Negara (SBN) milik BVIS serta loan equity dari sisi aset BVIS.
"Nilainya kurang lebih 1,5 sampai 1,6 triliun," kata Nixon saat ditemui di Menara BTN 1, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Baca Juga: OJK Bawa Update Soal BTN Akuisisi Bank Victoria, Begini Katanya
Menurut Nixon, pembelian SBN akan mempermudah proses valuasi karena nilai dan keabsahannya dapat diketahui melalui nomor seri dan custody-nya.
"Kenapa kita menerima kalau SBN? SBN itu kan untuk valuasinya gampang. Lihat seri number-nya, benar atau tidak dia punya, kan gampang tanya custody-nya saja. Berapa harganya pun langsung ketahuan. Jadi kredit dan DPK diambil mereka, kita tidak beli," jelasnya.
Setelah akuisisi selesai, BTN akan mengganti model bisnis BVIS menjadi BTN Syariah dengan fokus utama pada bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis syariah.
"Pasti langsung KPR Syariah, ikut gaya BTN lah," ujar Nixon.
Baca Juga: BTN Mulai Akuisisi Bank Victoria Syariah, Begini Detilnya!
BTN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Maret 2025, yang salah satu agendanya adalah pembahasan izin spin-off serta persetujuan resmi atas pengambilalihan saham BVIS oleh BTN. Persetujuan ini memerlukan restu dari pemerintah dan pemegang saham minoritas.
"Masih proses, nanti RUPS juga salah satu agendanya ada, mengenai izin spin-off secara resmi, pemerintah dan pemegang saham minoritas. Kalau RUPS, itu agenda ke-7 atau ke-8," terang Nixon.
Ia memperkirakan bahwa proses akuisisi ini akan rampung dalam dua bulan ke depan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akuisisi diproyeksikan selesai pada Mei atau Juni 2025, diikuti dengan proses transformasi BVIS menjadi BTN Syariah.
"Nah ini kurang lebih dua bulan. Jadi dugaan kita, sales-nya real, financial sales-nya itu terjadi di either Mei atau Juni. Nah kita bayar, kita ambil banknya, lalu kita kosongkan, sesuai perjanjian dikosongin. Lalu Oktober baru kita turunkan BTN Syariah ke sana," pungkas Nixon.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement