
Emiten konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 17,4% sepanjang 2024 menjadi US$1,78 miliar dibandingkan US$2,15 miliar pada 2023.
Penurunan ini disebabkan oleh faktor eksternal yang mengganggu pasokan dan permintaan, serta pelaksanaan Turnaround Maintenance (TAM) yang berdampak pada turunnya volume penjualan.
Dari total pendapatan tersebut, segmen kimia menyumbang US$1,69 miliar, sedangkan segmen infrastruktur berkontribusi sebesar US$100,9 juta. Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan juga mengalami penurunan menjadi US$1,73 miliar pada 2024 dari US$2,07 miliar pada 2023.
Baca Juga: Raup Rp167 Miliar Setelah Jual 23,2 Juta Saham Chandra Asri (TPIA), Ini Alasan Prajogo Pangestu
Hal ini terutama disebabkan oleh tingkat produksi yang lebih rendah akibat jadwal TAM yang telah direncanakan. Penutupan sementara beberapa fasilitas produksi akibat TAM yang berakhir pada kuartal ketiga 2024 turut berdampak pada kinerja EBITDA, yang tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
Sebagai akibat dari berbagai faktor tersebut, TPIA membukukan rugi bersih bengkak 105,98% menjadi sebesar US$69,16 juta, meningkat dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya yang tercatat US$33,57 juta.
Walau demikian, total aset perusahaan tetap mengalami pertumbuhan tipis sebesar 0,8% menjadi US$5,65 miliar per 31 Desember 2024, naik dari US$5,61 miliar pada tahun sebelumnya.
Dari sisi arus kas, TPIA mencatat arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasi sebesar US$158,3 juta pada 2024, berbanding terbalik dengan 2023 yang mencatat arus kas positif sebesar US$132,2 juta. Perubahan ini terutama disebabkan oleh pembayaran kepada pemasok yang lebih besar dibandingkan dengan penerimaan dari penjualan sepanjang tahun.
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Raih Fasilitas Term Loan Rp2 Triliun dari Danamon, Intip Penggunaannya
Sementara itu, arus kas keluar bersih dari aktivitas investasi membaik menjadi US$77,6 juta, dibandingkan dengan arus kas keluar bersih sebesar US$414,3 juta pada 2023. Perbaikan ini mencerminkan hasil investasi keuangan yang lebih baik, meskipun belanja modal meningkat untuk mendukung pelaksanaan TAM.
Di sisi pendanaan, arus kas masuk bersih dari aktivitas pendanaan mencapai US$162,9 juta, turun dari US$317,9 juta pada 2023. Penurunan ini terjadi akibat pembayaran utang jangka panjang yang lebih besar dibandingkan pinjaman baru, sebagai bagian dari strategi Perusahaan untuk mengoptimalkan struktur modal, mengurangi biaya pembiayaan, dan menjaga likuiditas untuk proyek-proyek strategis.
Baca Juga: Dedikasi terhadap Keberlanjutan, Chandra Asri (TPIA) Pertahankan Skor Carbon Disclosure Project
Meski menghadapi tantangan, TPIA tetap optimistis terhadap pertumbuhan jangka panjangnya. Direktur Perusahaan, Suryandi, juga menegaskan bahwa kondisi keuangan TPIA tetap solid.
“Per 31 Desember 2024, PT Chandra Asri Pacific Tbk terus mempertahankan posisi keuangan yang kuat, dengan likuiditas solid sebesar US$2,4 miliar, yang terdiri dari US$1,4 miliar dalam bentuk kas dan setara kas, US$0,8 miliar dalam marketable securities, serta US$0,2 miliar dalam available committed revolving credit facilities. Fondasi yang kokoh ini memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkontribusi pada perkembangan industri serta ekonomi Indonesia."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Advertisement