Makin Sulit Dideteksi, Europol Peringatkan Jaringan Kriminal Terorganisir Bisa Dikendalikan AI

Europol memperingatkan bahwa kelompok kejahatan terorganisir semakin berbahaya usai mereka ikut memanfaatkan perkembangan teknologi dari Akal Imitasi (AI). Teknologi tersebut digunakan untuk melakukan penipuan hingga transaksi ilegal skala global.
Direktur Eksekutif Europol, Catherine De Bolle mengatakan bahwa akal imitasi telah memungkinkan kelompok jahat untuk memperluas operasi mereka secara global dengan biaya lebih rendah serta sulit terdeteksi.
Baca Juga: Khawatir Soal China, Amerika Serikat Mulai Gencar Larang Perangkatnya Gunakan DeepSeek
Akal imitasi membuka peluang bagi penjahat untuk melakukan penipuan dengan mudah karena bisa membuat pesan dalam berbagai bahasa dan menciptakan tiruan yang sangat realistis untuk menyamar sebagai individu tertentu dalam upaya pemerasan dan penipuan siber skala global.
"DNA kejahatan terorganisir sedang berubah. Jaringan kriminal kini beroperasi sebagai perusahaan kriminal global berbasis teknologi, menjadikan akal imitasi sebagai alat utama untuk mempercepat dan menyembunyikan operasi mereka," ujar De Bolle dilansir dari Reuters, Rabu (19/3).
De Bolle juga menyebut bahwa teknologi akal imitasi juga dimanfaatkan untuk memproduksi materi eksploitasi anak dalam dunia maya sampai dengan mengontrol aliran keuangan ilegal.
Laporan Europol juga menyoroti bahwa hampir setiap aspek dari proses kejahatan, termasuk perekrutan, komunikasi, dan sistem pembayaran, kini semakin bergeser ke dunia digital. Pihaknya memperingatkan adanya kemungkinan jaringan kriminal yang sepenuhnya dikendalikan oleh AI.
Sebelumnya, Europol menangkap sejumlah pihak yang mendistribusikan gambar eksploitasi anak berbasis akal imitasi dalam salah satu operasi pertama yang melibatkan teknologi terkait. Desember lalu, pihaknya juga berhasil membongkar layanan pesan terenkripsi yang digunakan untuk perdagangan narkoba dan senjata internasional.
Baca Juga: AI Terbaru Baidu, Diklaim Setara DeepSeek Namun Lebih Murah!
Adapun Europol mencantumkan serangan siber, penyelundupan migran, perdagangan narkoba dan senjata, serta pelanggaran dalam pengelolaan limbah sebagai ancaman kriminal yang berkembang paling pesat di Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement