Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kelompok Petani Menjadi Korban Perang Dagang China-Amerika Serikat

Kelompok Petani Menjadi Korban Perang Dagang China-Amerika Serikat Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Petani Kanada nampaknya akan menjadi korban utama dalam perang dagang yang terjadi akibat saling lempar kebijakan tarif dari China, Amerika Serikat dan Kanada.

Wakil Presiden Asosiasi Petani Canola Kanada (CCGA), Dave Gallant mengatakan bahwa pihaknya melihat tanda-tanda bahwa petani lokal daerahnya tengah mengalami masa-masa sulit gegara kebijakan tarif. 

Baca Juga: Sinergi Petani hingga Polri, Kolaborasi Kunci Mewujudkan Swasembada Pangan

"Kami melihat lonjakan besar dalam permintaan pinjaman. Banyak pelanggan kami sangat khawatir apakah mereka bisa menjual hasil panen mereka tahun ini dan bagaimana harga yang akan mereka dapatkan," kata Gallant, dilansir dari Reuters, Jumat (21/3).

Petani Kanada menurutnya juga semakin berhati-hati dalam pengeluaran mereka, dengan banyak yang menunda pembelian alat pertanian baru akibat harga komoditas yang rendah dan risiko perang tarif.

Hal ini tidak terlepas dari kebijakan tarif yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan China ke Kanada. Dampak dari dua mitra dagang utama ini menciptakan suasana suram menjelang musim tanam musim semi.

China baru-baru ini mulai memberlakukan tarif tinggi pada minyak canola, bungkil canola, dan kacang polong asal Kanada. Sementara Amerika Serikat diperkirakan akan mengenakan tarif baru pada produk Kanada di April 2025.

China mengumumkan bahwa tarif terhadap produk pertanian dan pangan dari Kanada di 20 Maret 2025. Kebijakan tersebut diambil sebagai balasan atas tarif kendaraan listrik yang dikenakan Ottawa.

Adapun detil tarif ini adalah 100% tarif untuk minyak canola, bungkil canola, dan kacang polong dan 25% tarif untuk produk perikanan dan daging babi dari Kanada. Tindakan Beijing ini bertepatan dengan penyelidikan anti-dumping yang sedang berlangsung terhadap ekspor biji canola Kanada ke China.

Baca Juga: Jadi Sasaran Amuk Kanada, Tesla Kembali Jadi Korban Aturan Trump

Sementara Amerika Serikat sebelumnya  menunda tarif 25% pada beberapa barang dari Kanada. Namun hal tersebut tidak akan berlangsung lama, bahkan terancam bertambah menyusul ancaman tarif balasan terhadap produk susu dan kayu dari Kanada di 2 April 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: