Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinergi Petani hingga Polri, Kolaborasi Kunci Mewujudkan Swasembada Pangan

Sinergi Petani hingga Polri, Kolaborasi Kunci Mewujudkan Swasembada Pangan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar hingga pengusaha mengakui bahwa untuk bisa mewujudkan swasembada pangan perlu dukungan dari berbagai pihak, apalagi jika ingin mencapai kemandirian. Karena itu, diperlukan kolaborasi semua pihak terkait untuk mewujudkannya.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. mengemukakan bahwa swasembada sebenarnya sudah tercapai secara supply dan demand namun hal itu tak dirasakan oleh masyarakat dari Indonesia.

Baca Juga: Bangun Pabrik CA-EDC Senilai Rp15 Triliun, Chandra Asri Pede Bisa Serap Ribuan Lapangan Kerja

"Swasembada bukan tujuan tetapi alat untuk menuju kemandirian," tegas Bustanul dalam Dialog Publik Divisi Humas Polri, di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (20/3).

Menurut Bustanul, sektor pertanian saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ia membandingkan dengan zaman pemerintahan dari Soeharto yang ekonominya tumbuh 7% sektor pertanian tumbuh 5%. Sementata saat ini, ekonomi tumbuh 5% namun sektor pertanian hanya tumbuh tidak sampai 1%.

Ia menyesalkan sedikitnya penyuluhan pertanian, dan minimnya minat anak muda terjun ke pertanian. Karena itu Bustanul mengatakan perlu kolaborasi antat semua pihak terkait dalam mengatasi masalah ini, memperbanyak tenaga kerja terdidik  ke sektor pertanian.

Adapun Ketua Kelompok Substansi Perencanaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Siti Haryati, SP., M.Sc., mengakui beratnya mewujudkan swasembada pangan, apalagi kemandirian pangan. Namun ia menegaskan pemerintah ingin swasembada secepat-cepatnya.

"Petani banyak yang senior, yang muda-muda susah terjun ke sawah," keluh Sri Haryati,

Ia juga menyampaikan bahwa masalah pupuk saat ini sudah selesai, tersedia barangnya dan mudah didapat.

Sementara Wakil Satgas Pangan Polri Kombes Moh. Samsul Arifin, S.I.K., MH., Polri berupaya membantu pemerintah mewujudkan kemandirian pangan.

"Polri sadar perlu kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan swasembada pangan," tutur Samsul.

Kombes Samsul Arifin menambahkan pihaknya telah melalukan berbagai upaya dalam mendukung program pemerintah swasembada pangan, di antaranya memanfaatkan lahan-lahan kosong milik Polri untuk tanaman pangan, perekrutan tenaga-tenaga pertanian, dan pemanfaatan pekarangan anggota untuk tanaman pangan.

Adapun Wakil Dirut PT. Pupuk Indonesia Gusrizal memastikan adanya pabrik pupuk di sentra-sentra pangan tanah air. Sehingga tidak ada lagi alasan pupuk sulit didapat dan harganya mahal.

"Secara produksi ada 14 juta ton, yang disubsidi 9,5 juta ton," ungkap Gusrizal.

Ia memastikan bahwa pihaknya berusaha keras menyediakan pupuk di manapun sentra-sentra pertanian berdiri untuk memudahkan petani mengaksesnya.

Baca Juga: Bapanas Dorong Konsumsi Pangan B2SA untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

"Pupuk berkontribusi 62% produktivitas tetapi harganya hanya 23%, dan jika pupuk subsidi bisa mengurangi biaya produksi sampai 9%," pungkas Gusrizal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: