Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

APPI Sebut Tren Peningkatan Paylater dan Pembiayaan Kendaraan Menjelang Lebaran 2025

APPI Sebut Tren Peningkatan Paylater dan Pembiayaan Kendaraan Menjelang Lebaran 2025 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno  mengatakan bahwa terjadi peningkatan tren penggunaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater dan pembiayaan kendaraan menjelang lebaran 2025. 

“Kalau saya dengar dari anggota saya yang bermain di buy now Pay later, tentu trennya meningkat,” kata Suwandi saat ditemui di Jakarta, Jumat (21/3/2025). 

Ia juga mengatakan, tidak hanya terjadi pada produk paylater, pada momen ramadan atau menjelang Ramadan, pembiayaan yang bersifat konsumtif lainnya seperti kendaraan motor dan mobil turut mengalami peningkatan dari hari biasanya. 

Saat ditanya angka penyaluran pay later, ia mengaku belum tahu persis angkanya, namun ia memastikan peningkatan telah terjadi pada sektor tersebut.

Sementara untuk penyaluran pembiayaan kendaraan, ia mengatakan telah terjadi peningkatan kendaraan motor sebesar 6 hingga 7 persen, dan peningkatan mobil sebesar 45 persen. 

“Tapi kalau untuk kendaraan saya masih bisa memberikan angkanya.Misalnya sepeda motor kalau dibandingkan dengan hari yang sama, itu terjadi peningkatan mungkin sekitar 6-7 persen. Kalau kendaraan mobil itu juga terjadi peningkatan 45 persen,” urai Suwandi. 

Baca Juga: Jelang Lebaran, Pembiayaan Paylater dan Pindar Melonjak Tajam! OJK Ingatkan Risiko

Menurut Suwandi, meskipun daya beli masyarakat tengah mengalami penurunan, sektor pembiayaan kendaraan menunjukkan tren yang positif. Hal ini mencerminkan optimisme pasar meskipun ada tantangan ekonomi.

Suwandi menegaskan pentingnya mengingatkan para perusahaan pembiayaan agar selalu kehati-hati serta menerapkan prinsip tata kelola yang baik dalam menyalurkan pinjaman.

“Artinya apa? Memang kebutuhan selalu ada menjelang iful fitri. Kembali lagi adalah bagaimana anggota-anggota kita di dalam menyikapi tren peningkatan ini, memberikan pinjamannya itu juga harus dengan prinsip kehati-hatian atau tata kelola yang baik. Nah itu yang saya selalu ingatkan pada anggota kita,” urai Suwandi. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa angka Non-Performing Loan (NPL) di industri pembiayaan saat ini masih terkendali di kisaran 2,7 hingga 2,8 persen. Sementara itu, NPL net berada pada angka 0,7 hingga 0,8 persen, yang menunjukkan bahwa sektor ini masih dalam kondisi stabil meskipun ada tren peningkatan pembiayaan.

“Angka yang ada di kredit bermasalahnya kan masih terkendali kan kurang lebih sekitar kisaran 2,7-2,8 persen. Iya lah, itu kan kita bicara gross. Kalau kita bicara net NPL-nya kan mungkin 0,7-0,8 persen. Jadi masih terkendali lah, walaupun memang angkanya di mendekati 3,” tutup Suwandi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: