Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sikap Trump Lebih Hati-hati, Harga Emas Diproyeksikan Capai US$3.150 Tahun Ini

Sikap Trump Lebih Hati-hati, Harga Emas Diproyeksikan Capai US$3.150 Tahun Ini Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Logam mulia kembali anjlok menyusul harga emas yang terkoreksi dalam perdagangan di Senin (24/3). Pasar logam mulia tertekan oleh penguatan dolar hingga sinyal terbaru soal kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Selasa (25/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama dari logam mulia global. Semua komoditas terkait kompak mencatakan pelemahan yang cukup signifikan:

  • Emas spot: Turun 0,6% ke US$3.006,84 per ons
  • Emas berjangka AS: Turun 0,2% ke US$3.015,60 per ons
  • Perak spot: Turun 0,3% ke US$32,94 per ons
  • Platinum: Turun 0,5% ke US$969,77 per ons
  • Palladium: Melemah 0,7% ke US$951,10 per ons

Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek menyebut bahwa harga emas mengalami koreksi menyusul sikap investor yang terus mengambil aksi profit-taking setelah mengalami reli yang hebat di 2025.

Emas telah mencapai rekor tertinggi sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, terutama dalam lingkungan suku bunga rendah. Namun, dengan dolar yang menguat, emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar dari AS.

"Kita telah mencetak rekor demi rekor, dan sekarang pasar sedang mengonsolidasikan keuntungan ini, diperkuat oleh dolar yang lebih tinggi," kata Melek.

Adapun pasar juga menyoroti kabar terbaru soal kebijakan tarif dari Presiden AS, Donald Trump. Ia dikabarkan batal menerapkan tarif untuk sektor tertentu dalam pengumumannya soal tarif balasan nanti di 2 April 2025.

Federal Reserve (The Fed) juga terus menjadi sorotan usai mempertahankan suku bunga acuan pekan lalu dan mengindikasikan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% di 2025.

Investor kini menantikan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE). Data tersebut akan menjadi tolok ukur inflasi utama bagi The Fed.

Baca Juga: China Oversupply Baja, Pengusaha Lokal Akhirnya Ikuti Arahan Beijing

"Kami memperkirakan emas akan mencapai US$3.150 per ons atau lebih tinggi pada akhir tahun, seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed," jelas Melek.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: