Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPOM Gandeng Kementan! Indonesia Siap Garap Pasar Obat Rp300 Triliun!

BPOM Gandeng Kementan! Indonesia Siap Garap Pasar Obat Rp300 Triliun! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya meningkatkan pengawasan terhadap obat dan makanan berbasis produk pertanian.

Langkah tersebut diambil untuk memastikan keamanan, mutu, gizi, serta daya saing produk hasil pertanian Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Taruna Ikrar selaku Kepala BPOM menjelaskan bahwa kerja sama tersebut mencakup pengawasan terhadap hasil pertanian baik yang masih segar maupun yang telah diolah. Termasuk di antaranya hortikultura, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

Baca Juga: BPOM Dukung Program MBG untuk Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Selain itu, MoU ini juga bertujuan untuk memperkuat regulasi peredaran bahan obat, serta pengendalian resistensi antimikroba di sektor kesehatan manusia dan hewan.

"Khusus untuk pengembangan obat asli Indonesia, potensinya sangat besar, bisa mencapai Rp300 triliun per tahun. BPOM siap mendukung penuh upaya ini demi menghadirkan produk obat dan makanan segar berkualitas dari Indonesia," ujar Taruna, Rabu (26/3/2025).

Senada, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengapresiasi kolaborasi tersebut dan menilai jika kerja sama dengan pihak BPOM merupakan peluang besar bagi masyarakat, khususnya dalam mendukung program "satu desa satu koperasi" yang dicanangkan pemerintah. Dalam program ini, setiap koperasi diharapkan memiliki apotek untuk mempermudah akses obat dan produk herbal bagi masyarakat.

"Kami memerlukan sinergi dengan BPOM dalam hal sosialisasi regulasi dan standar pengawasan untuk menjamin pangan bergizi, obat herbal yang berstandar, serta kosmetik aman yang beredar di masyarakat," ujar Amran.

Baca Juga: BPOM Gerebek 35 Ribu Produk Pangan Bermasalah, Kerugian Capai Rp16,5 Miliar!

Lebih lanjut, Amran juga menyinggung pentingnya pengembangan obat herbal dalam negeri agar bisa bersaing dengan produk luar negeri. Bahkan, dirinya sempat berbagi pengalaman pribadi terkait dengan obat herbal dari Tiongkok yang harganya mencapai Rp25 juta per satuan. 

"Bayangkan jika kita bisa mengembangkan obat dengan bahan lokal, potensinya luar biasa," imbuhnya.

Dengan adanya kerja sama ini, BPOM dan Kementan berharap dapat mendorong industri obat dan makanan berbasis pertanian yang lebih kuat, aman, serta terjangkau bagi masyarakat luas.

sumber foto: Kementan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: