- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
IHSG Masih Berpotensi Lesu, BNI Sekuritas Rekomendasikan Investor Beli 6 Saham Ini

Indeks-indeks utama Wall Street kembali mengalami tekanan pada Selasa (8/4), dipicu meningkatnya kecemasan investor menjelang diberlakukannya tarif impor tambahan dari Presiden AS Donald Trump terhadap China.
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,84%, dipimpin oleh pelemahan saham Apple yang tertekan akibat prediksi naiknya biaya produksi iPhone pasca-tarif baru. Sementara itu, S&P 500 melemah 1,57% dan Nasdaq Composite tergelincir lebih dalam hingga 2,15%.
Sempat muncul secercah harapan ketika Presiden Trump menyatakan lewat Truth Social bahwa dirinya telah melakukan “pembicaraan hebat” dengan Presiden sementara Korea Selatan.
Menkeu AS Scott Bessent juga mengklaim bahwa sekitar 70 negara telah menghubungi pihaknya untuk menjajaki kemungkinan negosiasi tarif. Namun, optimisme itu tak bertahan lama.
Baca Juga: Wall Street Kembali Panik, Trump Jatuhkan Tariff 104% ke China
Pasar kembali diliputi kekhawatiran setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif kumulatif sebesar 104% akan diterapkan terhadap barang-barang asal China mulai lewat tengah malam waktu AS. Angka ini meliputi tarif dasar 10% yang sudah lebih dulu berlaku sejak Sabtu.
Sementara Wall Street masih dibayangi kekhawatiran, bursa-bursa Asia justru menunjukkan kebangkitan. Pada perdagangan Selasa (8/4), mayoritas indeks di kawasan Asia berhasil rebound dari tekanan tajam sesi sebelumnya.
Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 6,03%, seiring Topix yang turut terbang 6,26%. Hang Seng Hong Kong naik 1,51% dan indeks utama China CSI 300 menguat 1,71%. ASX 200 Australia juga tumbuh 2,27%, dan Kospi Korea Selatan naik tipis 0,26%. Meski begitu, tidak semua pasar ikut menguat—indeks Taiex Taiwan masih turun 4,02%, sementara FTSE Straits Times melemah 2,01% dan FTSE Malay tipis 0,02%.
Baca Juga: Tarif Trump Melunak, Kepercayaan Investor Jadi Goyah Terhadap Dolar AS
Kebangkitan bursa Asia terjadi meskipun ancaman tarif tambahan dari Trump masih bergema. Ia bahkan mengancam akan menaikkan tarif hingga 50% jika China tidak mencabut bea masuk atas barang impor asal AS.
Tarif unilateral awal sebesar 10% telah berlaku sejak Sabtu, dan pasar bersiap menghadapi tarif ‘timbal balik’ lanjutan mulai (9/4). Di tengah gejolak global, investor Asia mencoba membaca arah dengan lebih optimis.
Sementara itu, dari dalam negeri, IHSG mencatat penurunan tajam 7,9% dan disertai aksi jual bersih investor asing sebesar Rp3,69 triliun. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BMRI, BBRI, BBCA, UNTR, dan ADRO. Sentimen negatif dari perang dagang membayangi prospek pasar domestik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement