
Euronext mengkritik arah kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini menyusul kebijakan tarif yang memporak-porandakan pasar global.
Chief Executive Officer (CE)) Euronext, Stéphane Boujnah menyindir keras sosok dari Trump. Menurutnya, politikus tersebut telah membawa era kegelapan dalam Pasar AS.
Baca Juga: Tarif Trump Bisa Jadi Senjata Makan Tuan? Sri Mulyani Sebut Dunia Cari Alternatif Dagang Baru
“Amerika Serikat kini lebih menyerupai pasar negara berkembang dibanding negara maju,” kata Boujnah, dilansir dari Reuters, Rabu (9/4).
Boujnah juga mengatakan kini investor tak melihat lagi AS. Negeri Paman Sam tengah berubah menjadi sebuah negara yang dipenuhi ketidakpastian dalam pasarnya.
“Negara ini menjadi tidak dapat dikenali. Kita sedang menjalani masa transisi. Ada semacam perasaan berkabung karena merea sekarang lebih menyerupai negara berkembang," jelas Boujnah.
Boujnah menegaskan, penggunaan tarif tinggi adalah ciri khas negara berkembang, bukan negara maju dengan sistem pasar terbuka seperti AS.
Boujnah juga mengatakan pasar keuangan global sedang beradaptasi dengan realitas baru, yakni mereka tak bisa memprediksi arah market dari AS. Sejak Trump menjabat, ketidakpastian kebijakan membuat investor global kesulitan membaca arah pasar.
“Investor kesulitan memahami volatilitas keputusan yang diambil. Kekhawatiran itu nyata, dan terasa seperti intimidasi yang menyebar ke seluruh sistem,” tegas Boujnah.
Baca Juga: Lakukan Ini, Pemerintah Tak Ingin Kebijakan Tarif AS Jadi Momentum PHK
Adapun Trump sebelumnya mengumumkan bahwa semua barang impor akan dikenakan tarif minimum 10%, dengan banyak produk terkena tarif hingga 50%. Ia beralasan bahwa kebijakan ini akan membantu menghidupkan kembali industri dalam negeri yang menurutnya mati suri akibat liberalisasi perdagangan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement