Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
China kembali mengumumkan serangan terbarunya dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Beijing menegaskan pihaknya tak akan mengalah ke Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Kamis (10/4), Kementerian Keuangan China mengatakan pihaknya akan memberlakukan tarif balasan sebesar 84% terhadap barang-barang impor dari AS.
Baca Juga: Demi Hindari Tarif Trump yang Mencekik, Nissan Menyiasati Bangun Pabrik di AS
Adapun keputusan tersebut merupakan respons langsung terhadap kebijakan tarif “resiprokal” sebesar 104% dari Trump ke China.
Beijing juga menegaskan bahwa pihaknya siap untuk melakukan perang dagang berkepanjangan dengan AS. Meski demikian, hal tersebut akan berdampak terdampak perekonomian dari China.
Nilai tukar yuan misalnya yang baru-baru ini mencapai rekor terendah terhadap Dolar AS. Bank Sentral China (PBOC) dikabarkan telah meminta bank-bank milik negara untuk mengurangi pembelian dolar agar mata uangnya terdepresiasi secara tajam.
China juga menyampaikan nota protes resmi dengan menyebut tarif sebagai kebijakan sembrono yang berpotensi mengguncang kestabilan perdagangan global di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
“Situasi ini telah meningkat dengan sangat berbahaya. China menyampaikan keprihatinan mendalam dan penolakan tegas,” ujar Delegasi China di WTO.
Sebelumnya Presiden Donald Trump sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur soal kebijakan tarif hingga perang dagang dengan China.
Baca Juga: Audi Stop Pengiriman Mobil ke AS Imbas Kebijakan Tarif Resiprokal Trump
Ia mengatakan kebijakan tarif dapat bersifat "permanen" namun di sisi lain juga menyatakan bahwa kebijakan ini menekan negara lain untuk datang dan bernegosiasi dengan AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement