Kredit Foto: INPEX
PT INPEX Masela, Ltd., anak usaha dari INPEX Corporation asal Jepang, resmi memulai inisiasi tahap Front-End Engineering Design (FEED) untuk fasilitas Onshore LNG (OLNG) pada Rabu (9/4/2025).
Langkah ini menandai dimulainya fase krusial dalam pengembangan Proyek LNG Abadi di Blok Masela, yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Inisiasi FEED OLNG ini fokus pada pemilihan teknologi utama, yaitu teknologi liquefaksi dan turbin gas. Kedua aspek ini akan menjadi penentu dalam desain awal fasilitas LNG di darat, sekaligus mendukung kecepatan dan ketepatan pelaksanaan tahapan FEED secara keseluruhan.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan apresiasinya atas dimulainya tahap inisiasi ini. Menurutnya, ini merupakan sinyal positif dari keberlanjutan proyek yang telah lama dinantikan karena dinilai strategis untuk ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Bahlil Murka! Kirimi SP1 Hingga Ancam Cabut izin INPEX di Blok Masela Jika Tak Produksi
“Tahap ini penting untuk memastikan kesesuaian desain teknis terhadap kebutuhan komersial dan lingkungan, serta menjadi fondasi untuk percepatan jadwal proyek,” ujar Djoko dalam sambutannya.
SKK Migas menargetkan agar proyek ini dapat mencapai Final Investment Decision (FID) pada tahun 2026 dan mulai onstream pada 2030. Djoko juga menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan profesionalisme antara INPEX dan para mitra dalam menyelesaikan proyek ini dengan tepat waktu dan aman.
Presiden dan CEO INPEX Corporation, Takayuki Ueda, menyebutkan bahwa inisiasi FEED ini menjadi tonggak penting bagi proyek LNG Abadi. Ueda juga menyoroti penerapan teknologi carbon capture and storage (CCS) yang dirancang sejak awal sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi dan dekarbonisasi nasional.
Baca Juga: Indonesia Berpotensi Besar Jadi Pusat Pengembangan CCS di Asia
“Dengan operasi yang aman dan efisien, serta dukungan Pemerintah Indonesia, kami optimistis proyek ini dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kontribusi besar bagi ketahanan energi nasional,” kata Ueda.
Proyek LNG Abadi akan mencakup dua train fasilitas liquefaksi LNG di darat dengan kapasitas 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, serta produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari.
Dalam proyek ini, INPEX menggenggam 65% hak partisipasi, sementara Pertamina Hulu Energi Masela menguasai 20%, dan Petronas Masela Sdn. Bhd. memegang 15%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement