Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inpex Bidik Pasar Asia, Proyek LNG Abadi Masela Masuki Fase FEED

Inpex Bidik Pasar Asia, Proyek LNG Abadi Masela Masuki Fase FEED Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden & CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, menegaskan produksi Liquified Natural Gas (LNG) dari proyek Blok Abadi Masela tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga ditujukan ke pasar ekspor Asia.

Hal ini disampaikan Ueda saat peresmian fase Front End Engineering Design (FEED) Proyek LNG Abadi yang digelar bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

”Permintaan (LNG) memang ada, baik di Indonesia maupun di Asia,” Ueda.

Untuk pasar ekspor Ueda menyebut Jepang sebagai negara asal Inpex merupakan prioritas penerima, di samping itu terdapat pula permintaan dari China, Korea dan Taiwan.

Baca Juga: SKK Migas Targetkan FEED Proyek LNG Abadi Masela Rampung Akhir 2025

”Kami memahami bahwa terdapat beragam kebutuhan di Indonesia seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di negara ini, dan hal tersebut menjadi potensi pelanggan pertama kami. Kedua, tentu saja Jepang. Kita tahu bahwa Jepang membutuhkan pasokan energi yang stabil,” lanjutnya.

Dilain sisi Ueda menyebut jumlah permintaan jauh lebih besar daripada kapasitas dari LNG Abadi. Oleh karena itu, Inpex bersiap mengubah skema kontrak dari non binding (tidak mengikat) menjadi kontrak jangka panjang.

”Dengan adanya calon pelanggan tersebut, kami akan mengubah sebagian MoA non-binding menjadi kontrak jangka panjang yang mengikat dalam proses FID,” ujarnya.

Baca Juga: INPEX Mulai FEED Proyek LNG Abadi Blok Masela

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menerangkan bahwa konsumen dalam negeri terus dikawal realisasinya oleh SKK Migas.

”Untuk off takernya di dalam negeri, Pak SKK juga sedang mengawal diantaranya adalah Pupuk, kemudian ada industri (PGN) dan juga ada PLN,” jabarnya.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan nilai proyek LNG Abadi meningkat dari semula karena adanya penambahan proyek carbon capture storage (ccs). Proyek ini nantinya tidak hanya bagi konsumen dalam negeri tapi bersifat lintas batas.

Baca Juga: LNG Abadi Masela Tancap Gas, INPEX Pastikan FEED Segera Dimulai

”Jadi dengan total proyek US$ 20 miliar, nambah 5% atau sekitar US$ 1 billion akibat CCS,” terang Djoko.

Secara total proyek ini bernilai US$ 20,94 miliar, proyek ini diproyeksi menyerap sekitar 12.611 tenaga kerja pada fase development dan sekitar 850 tenaga kerja pada fase operasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: