Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Molor, Bahlil Sebut RUPTL PLN 2025–2034 Rampung April 2025

Sempat Molor, Bahlil Sebut RUPTL PLN 2025–2034 Rampung April 2025 Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menargetkan finalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 rampung pada April 2025.

“Nah, proses RUPTL ini sendiri mungkin dalam bulan-bulan ini akan kami selesaikan,” ujar Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/4/2025).

Dalam draf RUPTL, pemerintah bersama PT PLN (Persero) berencana mengakselerasi penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 giga watt (GW) hingga 2034, dengan 70 persen di antaranya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).

Proses finalisasi ini sempat molor. Sebelumnya, Bahlil menargetkan RUPTL rampung pada Januari 2025.

“Penyelesaiannya (RUPTL) akan kami lakukan bulan ini,” ujar Bahlil usai melantik pejabat tinggi madya dan pratama di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga: Menuju Transisi Energi Bersih, Proyek PLTP di Maluku Masuk RUPTL PLN

Bahlil menjelaskan keterlambatan tersebut terjadi karena pemerintah perlu mengombinasikan kebutuhan energi nasional dengan isu mitigasi perubahan iklim.

“Kami harus menggabungkan isu penurunan emisi dengan kondisi kemampuan negara kita,” lanjut Bahlil.

Salah satu proyek EBT dalam RUPTL 2025–2034 adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di wilayah Maluku dengan kapasitas 40 mega watt (MW).

“Sekarang kita sedang mendorong dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam kita, termasuk EBT. Di Ambon dan Masohi itu ada potensi panas bumi 40 MW dan sudah masuk dalam RUPTL 2025–2034,” tambah Bahlil.

Baca Juga: Ingatkan Percepatan Perizinan, Bahlil Dorong Sikap Responsif Sektor Migas dan Minerba

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menambahkan bahwa total potensi panas bumi di wilayah Maluku mencapai 65 MW, namun hanya 40 MW yang akan dikembangkan dalam waktu dekat.

“Jadi totalnya 65 MW, tapi yang akan dikembangkan 40 MW. Masih ada 25 MW yang belum dimanfaatkan,” jelas Eniya.

Sebagai informasi, RUPTL 2025–2034 merupakan dokumen penting dalam peta jalan transisi energi Indonesia menuju target net zero emission (NZE) pada 2060. Dokumen ini akan menjadi acuan utama PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan, termasuk integrasi pembangkit EBT ke dalam jaringan transmisi nasional.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: