Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Euforia Bursa Asia, Optimisme Investor Bangkit Usai Trump Menunda Implementasi Tarif

Euforia Bursa Asia, Optimisme Investor Bangkit Usai Trump Menunda Implementasi Tarif Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kompak bangkit dengan mencatatkan kenaikan yang signifikan dalam perdagangan di Kamis (10/4). Pasar menyambut baik keputusan penundaan tarif selama 90 hari dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Jumat (11/4), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bura Jepang menjadi bursa dengan kenaikan tertinggi dalam sesi kali ini.

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 2,06% ke 20.681,78.
  • CSI 300 (China): Naik 1,31% ke 3.735,12.
  • Shanghai Composite (China): Naik 1,16% ke 3.223,64.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 9,13% ke 34.609,00.
  • Topix (Jepang): Naik 8,09% ke 2.539,40.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 6,6% ke 2.445,06.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 5,97% ke 681,79.

Founder Minority Asset Management Shanghai, Liam Zhou mengatakan bahwa investor kembali optimistis usai adanya pengumuman penundaan tarif selama 90 hari terhadap puluhan negara oleh Trump.

“Kebijakan Trump yang sembrono tidak akan bertahan lama karena akan menghadapi tekanan baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ungkapnya.

Meski demikian, kebijakan tersebut tidaklah bertahan lama dan investor tetap harus menghadapi ketidakpastian menyusuk perang dagang yang belum usai dari China-AS.

"Tarif tinggi tidak akan menyelesaikan masalah mendasar seperti defisit perdagangan, deindustrialisasi, dan utang pemerintah. Justru, itu bisa memicu resesi ekonomi dan merusak kredibilitas keuangan negara dari AS,” kata Zhou.

Dari China, Indeks Harga Produsen (PPI) turun 2,5% secara tahunan di Maret 2025. Sementara Indeks Harga Konsumen (CPI) turun 0,4% secara bulanan di Maret 2025. Capaian tersebut meleset dari ekspektasi penurunan 0,3%.

Dari Jepang, inflasi harga grosir tahunan mencapai 4,2% di Maret 2025. Kenaikan ini mencerminkan tekanan biaya yang berkelanjutan, memperumit pertimbangan terkait suku bunga untuk Bank of Japan (BoJ).

Adapun Korea Selatan baru-baru ini turut mengapresiasi penundaan tarif oleh Trump. Hal ini disampaikan langsung oleh Utusan Perdagangan Korea Selatan, Cheong In-kyo.

Baca Juga: Dampak Tarif Trump, Ekspor Tambang RI Bisa Tertekan Jika Produksi Global Turun

“Langkah ini memberi ruang bagi negosiasi yang konstruktif, dan kami berharap dapat mengurangi tarif melalui pembicaraan bilateral,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: