Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PP Presisi Catat Laba Bersih Rp194 Miliar pada 2024, Kontrak Baru Tembus Rp6,8 Triliun

PP Presisi Catat Laba Bersih Rp194 Miliar pada 2024, Kontrak Baru Tembus Rp6,8 Triliun Kredit Foto: PT PP Presisi Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PP Presisi Tbk (PPRE) menutup tahun 2024 dengan kinerja positif, membukukan laba bersih sebesar Rp194 miliar, naik 12,34% dibandingkan Rp172 miliar pada 2023. Peningkatan laba ini ditopang oleh pendapatan sebesar Rp3,7 triliun, tumbuh 11,47% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,4 triliun.

Sebagian besar pendapatan PPRE berasal dari lini jasa pertambangan dan konstruksi, yang menyumbang 94,5% dari total pendapatan, sementara sisanya berasal dari bisnis pendukung seperti ready mix dan penyewaan alat berat.

“Kami terus berupaya meningkatkan pendapatan pada periode ini, yang mencerminkan ketahanan dan strategi bisnis kami di tengah kondisi pasar yang dinamis,” ujar Arzan, Direktur Utama PPRE, Jakarta, Jumat (11/4/2025). 

Baca Juga: PLTB Tolo Milik PTPP Beroperasi Penuh, Pasok Listrik Hijau untuk Sulawesi

Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk menjaga efisiensi operasional, berinovasi, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

Pada 2024, PPRE juga mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp6,8 triliun, naik 1,49% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,7 triliun. Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan ekspansi bisnis, terutama di sektor jasa pertambangan yang menjadi fokus utama ke depan.

Dari sisi kesehatan keuangan, rasio utang berbunga terhadap ekuitas (DER Interest Bearing) menurun dari 0,60x per 31 Desember 2023 menjadi 0,51x pada akhir 2024. Penurunan ini menunjukkan kemampuan PPRE menjaga rasio leverage tetap dalam batas covenant yang ditetapkan perbankan.

“Kami menargetkan pertumbuhan kontrak baru pada 2025 sebesar 10% hingga 15%, dengan fokus pada sektor jasa pertambangan,” jelas Arzan. Ia optimistis terhadap prospek sektor tambang dan menyebut peningkatan nilai kontrak baru sebagai strategi utama dalam mengakselerasi pendapatan perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: