Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curhat ke Pandu, Tarif Trump Buat Investor AS Pusing Tujuh Keliling

Curhat ke Pandu, Tarif Trump Buat Investor AS Pusing Tujuh Keliling Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Investment Officer Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa ketidakpastian kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat banyak pelaku usaha dan investor besar di Negeri Paman Sam bingung dan mulai mencari alternatif investasi yang lebih stabil, termasuk ke Indonesia.

“Mereka juga pusing dengan apa yang terjadi. Saya berbicara dengan beberapa pemain besar, investor besar di Amerika, baik di public market maupun private market, malah mereka yang nanya-nanya saya ini sebaiknya bagaimana ya,” kata Pandu dalam keterangannya di Jakarta.

Pernyataan itu merespons kebijakan Trump yang baru-baru ini menunda tarif terhadap puluhan negara, tetapi justru menaikkan bea masuk atas produk asal Tiongkok menjadi 145 persen. Sebagai balasan, Pemerintah Tiongkok mengenakan tarif sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal AS.

Baca Juga: Lawan Tarif Trump, Xi Jinping Dekati Vietnam

Menurut Pandu, gejolak tersebut justru membuka peluang strategis bagi Indonesia. Investor asing kini melihat Indonesia sebagai negara dengan kebijakan yang relatif stabil, bersih, dan terarah.

“Mereka malah bilang, eh Indonesia politiknya bersih, rapi, secara policy juga bagus. Kita banyak fokus ke food security, energy security. Malah Qatar tadi malam bilang yuk kita bikin fund bareng, saya masukin deh buat Indonesia,” lanjut Pandu.

Ia menilai perang dagang ini sebagai momentum positif yang mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih fokus ke dalam negeri. Ia mengapresiasi upaya deregulasi dan promosi investasi yang digalakkan pemerintah.

Baca Juga: Sisi Lain Perang Dagang AS-Tiongkok, Bos Danantara Justru Liat Sebagai Jalan Emas bagi RI!

“Perang dagang ini blessing in disguise. Indonesia sekarang lebih fokus ke diri sendiri. Apa yang dilakukan Pak Presiden menurut saya bagus, terutama soal deregulasi dan investasi,” tuturnya.

Menanggapi relokasi industri dari Tiongkok dan Vietnam, Pandu menegaskan bahwa Danantara hanya akan mendukung investasi yang membawa nilai tambah, bukan sekadar memindahkan pabrik.

“Harus ada transfer of knowledge, technology transfer, yang bisa meningkatkan produktivitas dan output. Bukan hanya untuk capek-capek buka pabrik lalu jual keluar,” jelasnya.

Saat ditanya lebih lanjut tentang potensi investasi negara Timur Tengah selain Qatar, Pandu hanya menjawab singkat. “Tunggu bos, nanti agar kita bisa diwawancara lagi. Terima kasih ya semua,” ujarnya sambil menutup pembicaraan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: