
Logam mulia bergejolak menyusul harga emas yang melemah dalam perdagangan di Senin (14/4). Hal ini terjadi akibat adanya keputusan pengecualian tarif tinggi untuk sejumlah barang elektronik dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Selasa (15/4), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas logam mulia utama global. Harga palladium tercatat jadi logam dengan lonjakan tertinggi pada sesi kali ini:
- Emas spot: Turun 0,7% ke US$3.213,69 per ons.
- Emas berjangka AS: Turun 0,6% ke US$3.226,30 per ons.
- Perak spot: Naik tipis 0,1% ke US$32,27 per ons.
- Platinum: Menguat 1% ke US$952,10 per ons.
- Palladium: Melonjak 4,6% ke US$957,27 per ons.
Wakil Presiden dan Analis Senior Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan bahwa pelonggaran sebagian tarif mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Meski begitu, ketidakpastian tarif tetap menjadi perhatian utama dalam pasar global saat ini akibat kewaspadaan investor terhadap tarif baru dari Trump. Sosok tersebut baru-baru ini dijadwalkan mengumumkan tarif baru untuk semikonduktor dalam sepekan ke depan.
Dolar juga masih berada dalam kisaran level terendahnya dalam tiga tahun ini, yang mana mendukung harga emas dalam jangka menengah. Selain itu, lemahnya imbal hasil obligasi turut memperkuat daya tarik emas.
Baca Juga: Trump Kena Peringatan, Ini Alasan China Respons Keras Wacana Penimbunan Logam Dasar Laut
Adapun Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga akhir tahun menjadi US$3.700 per ons. Hal ini menyusul permintaan tinggi dari bank sentral dan naikknya arus dana yang masuk ke Exchange-Traded Fund (ETF).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement